Manado (ANTARA) - Pimpinan Departemen Pengembangan Pasar Keuangan Bank Indonesia (BI) Ruth A Cussoy Intama mengatakan investor di Indonesia masih didominasi oleh generasi muda sebesar 79 persen.
"Mayoritas komposisi penduduk Indonesia merupakan generasi muda yang memberikan peluang besar dalam penguatan basis investor domestik," kata Ruth, di Manado, Sabtu.
Dia mengatakan per Juli 2025, jumlah investor telah mencapai lebih dari 17,47 juta dengan 79 persen diantaranya adalah generasi muda.
Angka tersebut, katanya, selain menunjukkan antusiasme tinggi, juga menuntut literasi keuangan yang lebih matang agar keputusan investasi dilakukan secara cerdas, cermat dan terukur.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara, Joko Supratikto, menegaskan bahwa literasi keuangan tidak hanya sebatas mengenal produk dan layanan.
Tetapi juga, katanya, menyangkut kemampuan melindungi diri dari risiko penipuan digital serta memahami hak dan kewajiban sebagai konsumen keuangan.
Didukung literasi yang memadai, generasi muda tidak hanya menjadi pengguna, namun juga menjadi agen perubahan dalam mendorong perilaku keuangan yang sehat dan produktif di lingkungan sekitarnya.
Berdasarkan data Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024 (sumber: OJK dan BPS), indeks inklusi keuangan telah mencapai 75,02 persen, sedangkan indeks literasi baru berada pada level 65,43 persen.
Kesenjangan ini memperlihatkan bahwa sebagian besar masyarakat telah mengakses layanan keuangan, namun masih membutuhkan pendalaman pengetahuan agar dapat mengelola keuangan dengan bijak.
Sebelumnya Bank Indonesia, Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyelenggarakan kegiatan Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (LIKE IT) 2025 Series#3 di Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara, yang turut dihadiri sejumlah generasi muda, baik mahasiswa dan para pelaku usaha.

