Manado (ANTARA) - Masyarakat di sekitar Gunung Ruang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara (Sulut) dan pengunjung atau wisatawan diharapkan tidak memasuki radius 500 meter dari pusat kawah aktif.
"Begitupun dengan masyarakat yang berada di luar radius 500 meter dari Gunung Ruang diharap tenang dan beraktivitas seperti biasa," ujar Plt Kepala Badan Geologi Lana Saria dalam laporan yang dibagikan dam grup percakapan Info Gunung Api Sitaro di Manado, Jumat.
Dia juga berharap masyarakat tidak terpancing isu-isu tentang erupsi Gunung Ruang dan tetap mengikuti perkembangan aktivitas melalui aplikasi MAGMA Indonesia.
Pemerintah daerah, BPBD provinsi, dan kabupaten senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Api Ruang di Desa Tulusan, Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara atau Badan Geologi di Bandung.
Dalam laporan itu disebutkan, pascaerupsi pada 17 April dan 30 April 2024 aktivitas mengalami penurunan, sementara pada periode September sampai 10 Desember 2025 secara visual tinggi asap mengalami penurunan, dengan ketinggian pada kisaran 10 - 50 meter dari puncak.
Selanjutnya, asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tekanan lemah.
Kegempaan vulkanik Gunung Ruang pada umumnya cenderung rendah, lebih didominasi oleh gempa tektonik, diperkirakan pengaruh dari Subduksi Sulawesi Utara dan Subduksi Ganda di Laut Maluku.
Kegempaan pada Gunung Ruang selama tiga bulan terakhir didominasi oleh gempa tektonik jauh dan jumlah gempa vulkanik dalam pada kisaran 0-3 kali kejadian per hari
Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menurunkan status Gunung Ruang dari Waspada (Level II) menjadi Normal (Level I) sejak 10 Desember 2025 pada pukul 10.00 Wita.

