Manado (ANTARA) - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), melakukan empat strategi dalam mengendalikan inflasi di daerah itu.
Wakil Wali Kota Bitung Randito Maringka, mengatakan empat strategi utama pengendalian inflasi yakni pertama, menjaga keterjangkauan harga melalui operasi pasar dan Gerakan Pangan Murah agar masyarakat tetap dapat membeli kebutuhan pokok dengan harga wajar.
Kedua, memperkuat ketersediaan pasokan melalui kerja sama antar daerah baik di Provinsi Sulut maupun di luar Sulut, serta peningkatan produktivitas pertanian di tingkat lokal.
Ketiga, memastikan kelancaran distribusi melalui Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP), dengan skema subsidi ongkos transportasi sehingga pasokan merata ke seluruh wilayah.
Keempat, membangun komunikasi efektif melalui forum koordinasi seperti High Level Meettng (HLM) jajaran kepala daerah dengan pemangku kepentingan dan pengembangan kapasitas bagi anggota TPID.
"Empat strategi ini penting bagi Kota Bitung yang wilayah lahan pertanian sangat minim dibanding kabupaten lainnya di Sulut," katanya.
Kota Bitung terkenal dengan pelabuhan internasional di bagian utara Indonesia, hanya memiliki lahan pertanian sebesar 3.000 lebih hektare.
Sementara itu, Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulut Joko Supratikto mengatakan Kota Bitung meskipun bukan termasuk kota perhitungan Indeks Harga Konsumen (IHK), namun menjadi salah satu barometer penting mengingat pergerakan harga berbagai komoditas pangan cenderung mengikuti Kota Manado.
Ia mengatakan komoditas yang paling sering memicu fluktuasi harga di Bitung adalah cabai rawit, cabai merah, bawang merah, dan bawang putih. Sehingga strategi mengendalikan inflasi di daerah itu harus ada dan ditangani secara optimal.

