Manado (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Stasiun Geofisika Winangun, Kota Manado, Sulut mengajak warga tetap tenang setelah terjadi gempa magnitudo 6,0 di arah tenggara, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Sulawesi Utara pada Rabu (26/2) pagi.
"Gempa ini merupakan gempa dangkal akibat aktivitas subduksi Sangihe dengan mekanisme pergerakan geser," kata Kepala BMKG Stasiun Geofisika Manado, Tony Agus Wijaya di Manado, Kamis.
Menurur dia, gempa susulan masih mungkin terjadi karena hal ini merupakan fenomena yang normal.
"Setelah gempa utama, biasanya terjadi rentetan gempa susulan sebagai proses alami pelepasan energi tektonik dan proses aktivitas kerak bumi," ujarnya.
Karena itu Tony Agus berharap masyarakat tetap tenang, beraktivitas seperti biasa, tetapi tetap waspada dan selalu mengikuti info dari BMKG melalui media sosial dan aplikasi info BMKG.
Dari grup percakapan 'BMKG dan Stakeholder', setelah gempa utama pada Rabu 926/2) pagi, menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, James Tine mengatakan, warga yang tinggal di pesisir pantai ada yang mulai bergerak ke tempat yang lebih tinggi.
Alasannya menurut dia, warga takut bila terjadi tsunami setelah gempa utama dan rentetan gempa susulan hingga puluhan kali.
Rabu (26/2), pukul 05.55.45 WIB wilayah Tutuyan, Sulawesi Utara diguncang gempa tektonik, hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi tersebut memiliki parameter terbaru dengan magnitudo M6,1.
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 0,50° LU ; 124,89° BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 42 kilometer arah tenggara Tutuyan, Sulawesi Utara pada kedalaman 11 kilometer.