Manado (ANTARA) - PT PLN (Persero) meluncurkan program Gerakan Tertib Arsip (GEMAR) dan aplikasi New E-Arsip dalam rangka meningkatkan pengelolaan arsip yang lebih baik dan modern. Peluncuran dilakukan dalam acara Archival Launching and Workshop Integrated Corporate Records Management di Kantor Pusat PLN.
Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Imam Gunarto dalam sambutannya memberikan apresiasi tinggi atas komitmen PLN dalam menjaga ketertiban arsip dan melakukan transformasi pengelolaan secara digital.
“Sangat membanggakan bagi saya sebagai Kepala ANRI, karena PLN telah mencanangkan komitmen untuk tertib arsip dan transformasi sedemikiannya, karena PLN sejak zaman dulu sudah menjadi perusahaan terdepan dalam pengelolaan arsip,” ucap Imam.
Dalam kesempatan itu, PLN juga menyerahkan arsip statis yang mencatat sejarah berdirinya perusahaan kepada ANRI. Imam menekankan penyerahan arsip ini adalah momen penting yang berdampak jangka panjang bagi bangsa Indonesia.
“Saya kira penyerahan hari ini merupakan momen bersejarah yang dampaknya tidak hanya untuk kepentingan PLN sekarang, tapi untuk kepentingan bangsa Indonesia di masa depan. Karena dari arsip yang diserahkan oleh PLN, maka jejak sejarah tentang PLN akan dibaca oleh generasi kita sepanjang masa,” tutur Imam.
Kepala Badan Pemulihan Aset Kejaksaan Agung RI, Amir Yanto menyoroti pentingnya digitalisasi arsip sebagai langkah untuk mengamankan lebih dari 100 ribu aset PLN yang tersebar di seluruh Indonesia. Dengan digitalisasi, pengelolaan dan legalisasi aset dapat dilakukan dengan lebih baik.
”Saat masih manual, sangat sulit atau mungkin ada bukti-bukti yang memang tidak lengkap. Oleh karena itu, dengan digitalisasi ini, saya kira mudah-mudahan seluruh aset-aset PLN yang jumlahnya lebih dari 100 ribu macam, tersebar dari Sabang sampai Merauke, mungkin juga ada di luar negeri, semua bisa dilegalisasi. Sehingga semua aset mudah-mudahan clear and clean,” jelas Amir.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menyampaikan, digitalisasi arsip merupakan bentuk transformasi PLN dalam menghadapi era disrupsi digital. Untuk mendukung upaya perusahaan masuk ke dalam daftar Global Fortune 500, transformasi ini diharapkan dapat membuat proses bisnis PLN menjadi lebih cepat, efisien, responsif dan siap menghadapi tantangan masa depan.
“Tata kelola baru di mana digital platform menjadi fondasi utama agar bisnis proses kita yang tadinya berbelit, manual, lambat ini diubah menjadi sangat trengginas,” ujar Darmawan.
Darmawan menjelaskan, melalui penerapan manajemen arsip digital dalam empat tahun terakhir, PLN berhasil meningkatkan persentase sertifikat kepemilikan lahan dari 28% menjadi mendekati 80 persen. Transformasi ini juga menjadi solusi atas masalah kerusakan arsip akibat kondisi lingkungan yang tidak mendukung.
“Salah satu terobosan besar dalam transformasi ini adalah membangun platform digital yang mencakup seluruh unit di PLN. Ini tidak hanya sekadar pengembangan perangkat lunak, tetapi juga mencakup perubahan proses bisnis, tata kelola, dan keterampilan teknis. Setiap dokumen penting kini otomatis didigitalisasi dan disimpan dalam sistem terintegrasi,” jelas Darmawan.
Executive Vice President General Affairs and Property Assets PLN, Arsyadany G. Akmalaputri menjelaskan, perseroan telah merumuskan strategi jangka panjang dan peta jalan lima tahun ke depan untuk manajemen arsip. Gerakan Tertib Arsip merupakan simbol komitmen PLN dalam membangun tata kelola arsip yang modern dan profesional.
PLN juga meluncurkan aplikasi New E-Arsip yang didukung oleh teknologi canggih berbasis artificial intelligence (AI) dan optical character recognition (OCR) untuk mengotomatiskan proses pengelolaan dokumen. Selain itu, PLN telah menerapkan digital signature yang sudah digunakan di tingkat Board of Directors (BOD)-1 dan BOD-2, terintegrasi dalam Aplikasi Manajemen Surat (AMS).
“Transformasi ini tidak hanya mengubah cara kami bekerja, tetapi juga memberikan manfaat nyata, seperti peningkatan produktivitas hingga 30 persen melalui otomasi administratif dan penyelarasan proses bisnis. Waktu pemrosesan dan tinjauan dokumen juga berkurang hingga 80 persen,” tutur Arsyadany.
Ia juga menyampaikan bahwa transformasi ini meningkatkan akurasi dan konsistensi dokumen hingga 50 persen, serta mengurangi biaya penyimpanan sebesar 80 persen. PLN menargetkan pengurangan ruang arsip hingga 20 persen, dengan potensi penghematan Rp3,65 miliar dan potensi penciptaan nilai lebih dari Rp180 miliar dalam lima tahun ke depan.
“Strategi besar penerapan sistem ini akan dilaksanakan secara bertahap, dan pada tahun 2027, kami menargetkan penyempurnaan serta integrasi penuh E-Arsip di seluruh grup PLN. Kami berkomitmen untuk terus beradaptasi dan berinovasi, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan saat ini, tetapi juga untuk menghadapi tantangan masa depan,” tutup Arsyadany.