Manado (ANTARA) - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan gempa tektonik jauh mendominasi kegempaan Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara pada periode 16 - 30 Juni 2025.
"Pada periode tersebut gempa tektonik jauh terekam sebanyak 113 kali," kata Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid AN dalam laporan aktivitas Gunung Karangetang yang diterima ANTARA di Manado, Selasa.
Selain itu terekam juga sebanyak 94 kali gempa embusan, satu kali gempa guguran, delapan kali gempa hybrid/fase banyak, serta sebanyak 24 kali gempa vulkanik dangkal.
Badan Geologi juga merekam sebanyak 28 kali gempa vulkanik dalam, tiga kali gempa tektonik lokal, serta empat kali gempa yang terasa pada skala MMI I.
Berdasarkan hasil evaluasi, secara visual tidak teramati adanya kejadian guguran/erupsi efusif, dan tinggi asap maksimum mencapai 50 meter di atas puncak.
Gempa vulkanik dalam terekam masih tinggi selama minggu ini, diindikasikan terjadinya akumulasi magma pada bagian dalam yang mungkin akan bergerak ke bagian dangkal bahkan ke permukaan.
Sedangkan gempa lainnya masih fluktuatif, belum menunjukkan adanya peningkatan atau penurunan.
Dia berharap warga mewaspadai adanya awan panas guguran, di mana kubah lava lama masih ada di puncak yang sewaktu-waktu dapat runtuh bersamaan dengan keluarnya lava.
Karakteristik awan panas guguran Gunung Karangetang terjadi dari penumpukan material lava yang gugur/longsor, serta kejadian lahar di waktu hujan di puncak.
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sejak 11 Januari 2015 menurunkan status Gunung Karangetang dari Siaga (Level III) menjadi Waspada (Level II).

