Manado (ANTARA) - Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Sulawesi Utara melakukan intervensi program Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS) untuk menekan angka tengkes di provinsi itu.
"Kami terus melakukan safari ke kabupaten dan kota di Sulawesi Utara melakukan percepatan penurunan stunting, salah satunya melalui program BAAS," kata Kepala Perwakilan BKKBN Sulut, Diano T Tandaju saat memberikan bantuan BAAS di Kelurahan Warembungan, Kecamatan Pineleng, Kabupaten Minahasa, Jumat.
Pemberian bantuan BAAS ini sejalan dengan arahan Presiden RI untuk mengurangi permasalahan stunting di Indonesia yang tertuang dalam Perpres nomor 72 tahun 2021.
Perpres ini kemudian ditindaklanjuti BKKBN melaluinya Perka BKKBN Nomor 12 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting (RAN PASTI).
"Perwakilan BKKBN Provinsi Sulut terus melalukan berbagai kegiatan sebagai upaya Percepatan Penurunan Stunting di daerah ini," ujarnya.
Program BKKBN ini sebagai sebuah gerakan gotong royong oleh seluruh elemen bangsa dalam percepatan penurunan stunting dengan menyasar langsung keluarga-keluarga yang beresiko.
"Selain mengajak pemerintah daerah, swasta, masyarakat juga diajak untuk ikut membantu pada program ini," ujarnya.
Di internal Perwakilan BKKBN Sulut, kata dia, sejak awal tahun 2023 bergotong-royong membantu keluarga-keluarga stunting dengan menyisihkan gaji.
"Ini kesepakatan bersama seluruh pegawai untuk kemudian disumbangkan kepada keluarga yang beresiko stunting dan anak anak stunting di Provinsi Sulut," katanya menambahkan.
Di Kelurahan Warembungan, Perwakilan BKKBN Sulut menyerahkan bantuan BAAS kepada tiga anak stunting yaitu Galinea Matheos dan Galienka Matheos (kembar) dan Kinanti Sarendeng.

