Bitung (ANTARA) - Pemerintah Kota Bitung, Sulawesi Utara (Sulut) menargetkan penurunan angka prevalensi stunting di bawah 14 persen tahun 2024 mendatang.
"Kami optimis kerja sama dengan berbagai pihak, Kota Bitung dapat mencapai target prevalensi stunting yang ditentukan pemerintah yaitu turun di bawah 14 persen di tahun 2024," kata Wakil Wali Kota Bitung Hengky Honandar saat safari stunting di Bitung, Rabu.
Dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, angka prevalensi stunting di Kota Bitung sebesar 23,5 persen atau masih di atas angka stunting Sulawesi Utara sebesar 20,5 persen.
"Karena itu menjadi penting untuk dilakukan evaluasi, koordinasi, kolaborasi serta inovasi untuk menghapus kasus stunting di Kota Bitung," ujarnya.
Hal penting lainnya, tambah Wawali adalah pemenuhan gizi, ASI eksklusif dan menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan yang sehat.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulut, Diano Tino Tandaju, mengatakan, data SSGI tahun 2022 mencatat angka Prevalensi Stunting Kota Bitung pada angka 23,5 persen dari target sebesar 17,37 persen.
Ini mengartikan terjadi celah atau deviasi sebesar 6,13 persen atau target tahun 2022 di Kota Bitung belum tercapai.
Sedangkan dari hasil pengukuran Elektronik-Pencacatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM) per Februari 2022 tercatat dari 8.137 jiwa balita yang diukur terdapat 261 balita stunting di Kota Bitung.
"Penting memang kerja sama pentahelix yaitu pemerintah, swasta, akademisi, media dan masyarakat untuk program percepatan penurunan stunting di Provinsi Sulut," ujarnya.