Jakarta (ANTARA) - Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait (Ara) mengatakan pihaknya tengah berencana untuk membangun rumah susun bersubsidi di Kota Manado, bersama dengan empat kota lainnya, yaitu Jakarta, Makassar, Medan, Surabaya.
Ara menyatakan program dari PKP ini untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan ruah subsidi.
"Kalo bisa lebih cepat, paling tidak bisa groundbreaking-nya awal tahun depan," ucap Ara.
Sebelumnya, Kementerian PKP mencatat penyaluran Kredit Program Perumahan (KPP) yang diluncurkan sejak 21 Oktober hingga 15 November sudah mencapai Rp492,13 miliar yang disalurkan melalui sembilan bank.
Menteri PKP Maruarar Sirait (Ara) di Jakarta, Senin menyampaikan dari total penyaluran kredit tersebut bank swasta menempati posisi sebagai penyalur kredit tertinggi, dan ini membuktikan bahwa program yang dijalankan oleh Presiden Prabowo disambut dengan baik oleh pihak swasta.
Dari catatan pihaknya, bank penyalur KPP tertinggi yakni Bank Nobu sebanyak Rp280 miliar, selanjutnya Bank Negara Indonesia (BNI) Rp91,9 miliar, Bank Tabungan Negara (BTN) Rp73 miliar, Bank Artha Graha Internasional Rp5 miliar, dan Bank Pembangunan Daerah Istimewa Yogyakarta Rp3 miliar.
"Ini membuktikan perumahan karya dari pemerintahan Pak Prabowo, yang pertama kali terjadi di Indonesia, ini direspons dengan baik. Padahal kita baru mulai tanggal 21 Oktober," ucap dia.
Lebih lanjut, disampaikannya untuk BCA tidak ikut dalam skema KPP ini, namun memiliki skema tersendiri terkait penyaluran kredit perumahan dengan bunga dan tenor yang sama dari program yang dijalankan oleh pemerintah.
Sebelumnya ia mengungkapkan bahwa KPP dan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) wujud nyata keberpihakan pemerintahan Presiden Prabowo di sektor perumahan.
"KPP dan FLPP merupakan wujud nyata keberpihakan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto pada sektor perumahan," ujar Ara.
Berdasarkan data dari Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera), tercatat realisasi penyaluran Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) hingga 3 November mencapai 213.630 unit rumah atau senilai Rp26,51 triliun.

