Manado (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Winangun-Manado, Sulawesi Utara mencatat sebanyak 62 kali gempa susulan setelah gempa utama yang terjadi Rabu (26/2) pukul 05:55 WIB di tenggara Tutuyan, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Sulawesi Utara.
"Dari 62 gempa susulan tersebut, sebanyak 12 gempa dapat dirasakan getarannya," kata Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Stasiun Geofisika Manado, Muhammad Zulkifli di Manado, Kamis.
Secara rinci dia menyebutkan, hingga pukul 09:00 Wita terekam sebanyak 10 kali gempa susulan, tiga gempa susulan (pukul 12.00 Wita), enam gempa susulan (pukul 15.00 Wita), enam gempa susulan (pukul 18.00 Wita), sembilan gempa susulan (pukul 21.00 Wita), dan enam gempa susulan pada pukul 24.00 Wita.
Selanjutnya di hari ini, hingga pukul 03.00 Wita terjadi tujuh kali gempa susulan, serta masing-masing lima kali gempa susulan di pukul 06.00 Wita dan pukul 09.00 Wita.
Gempa ini merupakan gempa dangkal akibat aktivitas subduksi Sangihe dengan mekanisme pergerakan geser (strike-slip).
"Gempa utama yang terjadi pada hari Rabu tidak berpotensi tsunami, apalagi gempa-gempa susulan yang kekuatannya lebih kecil dari gempa utama," katanya menambahkan.
Gempa yang mengguncang arah tenggara pusat ibu kota Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Tutuyan, menyebabkan sebanyak 11 rumah warga mengalami kerusakan serta satu rumah ibadah.
Rabu (26/2), pukul 05.55.45 WIB wilayah Tutuyan, Sulawesi Utara diguncang gempa tektonik, hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi tersebut memiliki parameter terbaru dengan magnitudo M6,1.
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 0,50° LU ; 124,89° BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 42 kilometer arah tenggara Tutuyan, Sulawesi Utara pada kedalaman 11 kilometer.