Manado (ANTARA) - Kapolda Sulawesi Utara (Sulut) Irjen Pol Roycke Langie mengatakan kegiatan latihan pengenalan kemampuan Brimob bagi bintara dan tamtama, bukan hanya menyangkut fisik dan keterampilan teknis, melainkan juga upaya menanamkan tanggung jawab besar bagi setiap personel.
"Satuan Brimob memiliki peran strategis dalam mengatasi ancaman dan gangguan keamanan dengan tingkat eskalasi tinggi, sehingga kesiapan fisik dan mental menjadi hal yang mutlak," kata Kapolda pada upacara penutupan latihan pengenalan kemampuan Brimob bagi Bintara dan Tamtama Polri lulusan tahun 2024, di Manado, Selasa.
Ia menambahkan ancaman dan gangguan itu, akan terus berkembang seiring dengan perkembangan situasi saat ini, baik ancaman di bidang politik, ekonomi maupun sosial masyarakat yang bergerak secara dinamis dan cepat sehingga dapat mempengaruhi timbulnya kondisi global keamanan dalam negeri.
Kegiatan ini tidak hanya sebatas latihan biasa namun untuk menyiapkan anggota Brimob yang siap menghadapi segala tantangan yang ada di lapangan.
"Hal ini sesuai dengan semboyan 'Jiwa Ragaku Demi Kemanusiaan' demi keamanan dan ketertiban negara," katanya.
Dalam pelatihan ini, personel telah dibekali dengan berbagai keterampilan, mulai dari teknik bertahan hidup di medan berat, kemampuan penanganan kerusuhan massa, hingga strategi dalam menghadapi ancaman terorisme dan kejahatan bersenjata.
Kapolda berharap para personel menjadi anggota Brimob yang profesional, berintegritas, serta selalu siap mengabdikan diri kepada masyarakat, bangsa, dan negara.
Kegiatan tersebut dilaksanakan di Mako Brimob Polda Sulut, Paniki Manado, dihadiri para pejabat utama Polda Sulut dan personel Brimob Polda Sulut.