Manado (ANTARA) - Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), meminta warga agar mewaspadai potensi awan panas guguran Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara.
"Kubah lava lama masih ada di puncak yang sewaktu-waktu dapat runtuh bersamaan dengan keluarnya lava," kata Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid AN dalam laporan yang diterima di Manado, Senin.
Dalam laporan aktivitas Gunung Karangetang periode 23-30 November 2024 yang dibagikan dalam grup percakapan "Info Gunung Api Sitaro" disebutkan karakteristik awan panas guguran terjadi dari penumpukan material lava yang gugur/longsor, serta kejadian lahar pada waktu hujan di puncak.
Muhammad Wafid menambahkan, akumulasi material hasil erupsi efusif yang berada di lembah-lembah jalur luncuran/guguran lava pijar berpotensi menjadi guguran lava ke bagian hilir.
"Perlu kewaspadaan masyarakat yang tinggal di sekitarnya serta masyarakat yang akan melintasi lembah/sungai tersebut," katanya menambahkan.
Berdasarkan pengamatan instrumental, kegempaan selama periode tersebut terekam satu kali gempa guguran, 29 kali gempa embusan, serta enam kali gempa hybrid/fase banyak.
Terekam juga sebanyak 32 kali gempa vulkanik dangkal, 16 kali gempa vulkanik dalam, dua kali gempa tektonik lokal, dan 57 kali gempa tektonik jauh.
"Kondisi visual tidak teramati adanya kejadian guguran/erupsi efusif," ujarnya.
Dari seismisitas, jenis gempa vulkanik dalam terekam masih tinggi selama minggu ini. Hal ini diindikasikan terjadinya akumulasi magma di bagian dalam yang mungkin akan bergerak ke bagian dangkal bahkan ke permukaan, sedangkan gempa lainnya juga mengalami peningkatan namun tidak signifikan.
Status Gunung Karangetang di Pulau Siau dinaikkan menjadi Level Tiga (Siaga) pada 11 November 2024 setelah terjadi peningkatan aktivitas kegempaan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Badan Geologi minta warga waspadai awan panas guguran Karangetang