Manado (ANTARA) - Ketua Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Yudia Tatipang meminta warga mewaspadai awan panas guguran Gunung Karangetang di Pulau Siau, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara.
"Awan panas guguran Karangetang terjadi akibat material vulkanik yang menumpuk dan tertahan di puncak tiba-tiba longsor. Ini yang patut diwaspadai," kata Yudia di Manado, Jumat.
Dia mengatakan, beberapa hari lalu terjadi lelehan lava dari puncak kawah utara (kawah dua) Gunung Karangetang.
Lelehan lava yang keluar tersebut, kemudian meluncur kira-kira 50-150 meter dari puncak kawah.
"Artinya, material vulkanik tersebut tertahan di area puncak. Lelehan lava memang tidak terjadi secara kontinyu, tetapi hanya sesekali. Material yang menumpuk bila terjadi lelehan lava, dan kemudian runtuh, itu yang harus diwaspadai," ujar Yudia.
Lelehan lava yang terjadi tanggal 14 Oktober 2025 tersebut mengarah ke Kali Hiung, sementara jarak luncur lelehan lava sekitar empat kilometer lebih dengan permukiman.
"Kami berharap petani tetap berhati-hati, tetap waspada dengan aktivitas Gunung Karangetang saat ini," ujarnya.
Badan Geologi masih menetapkan tingkat aktivitas Gunung Karangetang pada Level II (Waspada) sejak diturunkan dari Level III (Siaga) pada 11 Januari 2025 pukul 18.00 WITA.

