Jakarta (ANTARA) - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan alasan yang memicu terjadinya kenaikan harga beras di Indonesia, salah satunya ialah harga pangan dunia yang juga sedang meningkat.
"Kalau harga beras melonjak itu bukan di Indonesia, di seluruh dunia. Di seluruh dunia memang harga pangan sedang meningkat," kata Erick saat meninjau ketersediaan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di Klender, Jakarta Timur, Senin.
Ia pun menyebut faktor yang menyebabkan harga pangan naik, yakni kondisi geopolitik dunia seperti perang yang terjadi di beberapa negara.
"Kenapa naik? karena tentu situasi geopolitik yang terjadi ada peperangan di beberapa negara, ada juga penjajahan di saudara kita di Gaza (Palestina), memang dinamika ini terjadi," tuturnya.
Oleh karena itu, kata Erick, pemerintah mengantisipasi kenaikan harga beras yang terjadi di dalam negeri dengan menggelontorkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
"Karena itu lah pemerintah terus hadir memberikan beberapa bantuan seperti 22 juta keluarga itu dibantu yang namanya bantuan pangan 10 kilogram itu kami terus jalankan, kalau di negara lain tidak ada," ujar Erick.
Ia mengungkapkan bahwa Perum Bulog sudah menggelontorkan beras SPHP sebesar 220 ribu ton dari awal tahun 2024 dan mulai hari ini akan menggelontorkan lagi sebanyak 250 ribu ton.
"Untuk itu, makanya kami gelontorkan lagi 250 ribu ini bantuannya jenis beras SPHP supaya tadi keresahan itu tidak terjadi dan ini kami bisa pastikan stok beras cukup itu ada 1,2 juta (ton) dan nanti ada masuk lagi 500.000 (ton), jadi Insya Allah cukup," kata Erick.
Diketahui, peningkatan penyaluran beras SPHP dilakukan dalam merespons kenaikan harga beras saat ini sehingga diharapkan akan dapat mendukung stabilitas harga beras ke depan.
Pemerintah menyalurkan program bantuan pangan beras dalam periode Januari sampai Juni 2024 sebesar 10 kg per bulan untuk setiap keluarga penerima manfaat (KPM). Bantuan pangan beras tersebut akan diberikan bagi 22 juta KPM.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Erick ungkap pemicu terjadinya kenaikan harga beras di Indonesia
Berita Terkait
![BUMN telah berikan dividen untuk negara Rp85,52 triliun di 2024](https://img.antaranews.com/cache/160x107/2024/07/17/32480af8-3161-40bc-9c49-1826ab1ced53.jpeg)
BUMN telah berikan dividen untuk negara Rp85,52 triliun di 2024
Senin, 22 Juli 2024 6:49 Wib
![DPR dukung usulan PMN BUMN 2025 senilai Rp44,2 triliun](https://img.antaranews.com/cache/160x107/2024/07/10/4C440D1C-DA96-4FDA-95F9-D8DB46772EA3.jpeg)
DPR dukung usulan PMN BUMN 2025 senilai Rp44,2 triliun
Kamis, 11 Juli 2024 7:09 Wib
![BUMN Holding lakukan penghijauan di KEK Pariwisata Likupang](https://img.antaranews.com/cache/160x107/2024/07/09/IMG-20240709-WA0001_1.jpg)
BUMN Holding lakukan penghijauan di KEK Pariwisata Likupang
Rabu, 10 Juli 2024 6:45 Wib
![Menteri BUMN apresiasi gerak cepat PLN hadirkan energi bersih di IKN](https://img.antaranews.com/cache/160x107/2024/07/06/IMG-20240706-WA0012_1.jpg)
Menteri BUMN apresiasi gerak cepat PLN hadirkan energi bersih di IKN
Sabtu, 6 Juli 2024 17:29 Wib
![Tinjau PLTS PLN, Menteri BUMN pastikan peringatan HUT RI di IKN gunakan listrik hijau](https://img.antaranews.com/cache/160x107/2024/07/06/IMG-20240706-WA0011_2.jpg)
Tinjau PLTS PLN, Menteri BUMN pastikan peringatan HUT RI di IKN gunakan listrik hijau
Sabtu, 6 Juli 2024 17:19 Wib
![Tokoh BUMN Tanri Abeng meninggal dunia](https://img.antaranews.com/cache/160x107/2020/02/26/Tanri-Abeng-1.jpg)
Tokoh BUMN Tanri Abeng meninggal dunia
Minggu, 23 Juni 2024 7:44 Wib
![Anak usaha Indofarma terjerat pinjaman online Rp1,26 miliar](https://img.antaranews.com/cache/160x107/2024/06/19/antarafoto-mural-bahaya-pinjol-ilegal-070921-ds-4.jpg)
Anak usaha Indofarma terjerat pinjaman online Rp1,26 miliar
Rabu, 19 Juni 2024 18:56 Wib
![Bangun Pusat Keuangan IKN, Menteri Erick Thohir belajar langsung ke Dubai UEA](https://img.antaranews.com/cache/160x107/2024/06/08/erick.jpg)
Bangun Pusat Keuangan IKN, Menteri Erick Thohir belajar langsung ke Dubai UEA
Sabtu, 15 Juni 2024 19:04 Wib