Pelatih Eng Hian: Kunci kemenangan Greysia/Apriyani bersyukur dan berdoa untuk hari esok
Jakarta (ANTARA) - Pelatih ganda putri bulu tangkis Indonesia Eng Hian menceritakan bahwa kunci kemenangan Greysia Polii/Apriyani Rahayu di Olimpiade Tokyo 2020 ialah dengan mencoba menikmati setiap jalannya pertandingan.
Saat mendampingi Greysa/Apriyani di Jepang mulai dari pelatihan di Kumamoto hingga laga di Tokyo, pria yang akrab disapa Coach Didi ini melihat bahwa anak didiknya selalu mencoba menikmati setiap proses dan tahapan yang dilalui.
"Prosesnya cukup luar biasa dari hari demi hari, terutama di Tokyo. Mereka melewati laga tanpa memikirkan hasil yang terlalu jauh. Dari awal memang prinsipnya bersyukur untuk hasil hari ini dan berdoa untuk hari besok," kata Eng hian dalam diskusi virtual PBSI di Jakarta, Jumat.
Pria yang pernah menyabet medali perunggu ganda putra Olimpiade Athena 2004 itu mengaku tak menyangka permainan Greysia/Apriyani akan sangat baik dan seperti tidak ada beban.
Ia kagum dengan kekuatan mental ganda putri peringkat enam dunia itu, mengingat laga yang mereka ikuti adalah ajang olahraga terakbar dan pelaksanaannya pun di tengah masa pandemi.
"Mereka bisa tetap 'enjoy' di masa sulit. Tantangan tidak hanya datang di lapangan, tapi sebelum bertanding juga sudah dihadapkan situasi menunggu hasil tes COVID-19," Eng Hian menceritakan.
Pengamatan Eng Hian juga dikonfirmasi Greysia/Apriyani dalam kesempatan yang sama. Greysia, yang sudah tiga kali ikut Olimpiade, tidak mengalami ketegangan sama sekali jelang laga final meladeni ganda putri China Chen Qing Chen/Jia Yi Fan.
Bahkan pada malam sebelum pertandingan babak final, Greysia mengaku bisa tidur hingga 10 jam.
"Biasanya sebelum bertanding tidurnya lima sampai tujuh jam paling lama. Pas final kemarin sampai 10 jam. Kalau menurut cerita senior, pasti banyak tekanan dan stres. Tapi saya justru bisa tidur dan makan enak seperti biasa," Greysia menceritakan.
Hal serupa juga disampaikan Apriyani, yang mengatakan bahwa laga puncak Olimpiade tidak mengganggu istirahat dan pemulihannya.
"Saya memang dari awal tidak mau memikirkan itu (final), karena nanti bisa berpengaruh di lapangan. Tidak terpikir juga bisa dapat emas. Saya fokusnya mengikuti setiap pertandingan, tidak mau terlalu jauh. Akhirnya makan dan tidur pun enak, tidak ada stres," pungkasnya.
Saat mendampingi Greysa/Apriyani di Jepang mulai dari pelatihan di Kumamoto hingga laga di Tokyo, pria yang akrab disapa Coach Didi ini melihat bahwa anak didiknya selalu mencoba menikmati setiap proses dan tahapan yang dilalui.
"Prosesnya cukup luar biasa dari hari demi hari, terutama di Tokyo. Mereka melewati laga tanpa memikirkan hasil yang terlalu jauh. Dari awal memang prinsipnya bersyukur untuk hasil hari ini dan berdoa untuk hari besok," kata Eng hian dalam diskusi virtual PBSI di Jakarta, Jumat.
Pria yang pernah menyabet medali perunggu ganda putra Olimpiade Athena 2004 itu mengaku tak menyangka permainan Greysia/Apriyani akan sangat baik dan seperti tidak ada beban.
Ia kagum dengan kekuatan mental ganda putri peringkat enam dunia itu, mengingat laga yang mereka ikuti adalah ajang olahraga terakbar dan pelaksanaannya pun di tengah masa pandemi.
"Mereka bisa tetap 'enjoy' di masa sulit. Tantangan tidak hanya datang di lapangan, tapi sebelum bertanding juga sudah dihadapkan situasi menunggu hasil tes COVID-19," Eng Hian menceritakan.
Pengamatan Eng Hian juga dikonfirmasi Greysia/Apriyani dalam kesempatan yang sama. Greysia, yang sudah tiga kali ikut Olimpiade, tidak mengalami ketegangan sama sekali jelang laga final meladeni ganda putri China Chen Qing Chen/Jia Yi Fan.
Bahkan pada malam sebelum pertandingan babak final, Greysia mengaku bisa tidur hingga 10 jam.
"Biasanya sebelum bertanding tidurnya lima sampai tujuh jam paling lama. Pas final kemarin sampai 10 jam. Kalau menurut cerita senior, pasti banyak tekanan dan stres. Tapi saya justru bisa tidur dan makan enak seperti biasa," Greysia menceritakan.
Hal serupa juga disampaikan Apriyani, yang mengatakan bahwa laga puncak Olimpiade tidak mengganggu istirahat dan pemulihannya.
"Saya memang dari awal tidak mau memikirkan itu (final), karena nanti bisa berpengaruh di lapangan. Tidak terpikir juga bisa dapat emas. Saya fokusnya mengikuti setiap pertandingan, tidak mau terlalu jauh. Akhirnya makan dan tidur pun enak, tidak ada stres," pungkasnya.