Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bekerja sama dengan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menyiapkan lulusan SMK bekerja di Jepang dengan visa kerja Tukutegino/Spesifieid Skill Workker (SSW).
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud Wikan Sakarinto mengatakan kondisi Jepang serta beberapa negara lain yang mengalami situasi yang sama seperti Korea Selatan dan Taiwan merupakan peluang bagi Indonesia.
"Inilah peluang bagi para pejuang dan pahlawan devisa. Tidak hanya dalam bidang "caregiver", tetapi juga bidang-bidang pekerjaan lainnya, karena jumlah anak muda atau angkatan kerja mereka semakin berkurang dan yang terus bertambah justru populasi pensiunan," ujar Wikan dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat.
Hal itu, kata dia, dapat menjadi peluang meraup devisa luar negeri melalui penciptaan tenaga kerja internasional yang terampil, kompeten, unggul dan berkarakter.
Direktur Sekolah Menengah Kejuruan, M Bakrun, menegaskan bahwa program pelatihan tenaga kerja SMK ke Jepang itu disentuh melalui bantuan penguatan SMK maupun pusat keunggulan.
Prioritas program itu adalah lulusan SMK Kesehatan (kompetensi Keahlian perawat Kesehatan, Keperaawatan Sosial dan Pekerja Sosial/ Social Worker) tahun 2020, dikarenakan pada akhir pembelajaran terkendala pandemi COVID-19, sehingga baik pembelajaran maupun pengujiannya tidak dapat berjalan lancar.
Para calon peserta pelatihan telah disiapkan oleh sekolah masing-masing dalam kemampuan Bahasa Jepang setara N5. Kemampuan bahasa tersebut akan ditingkatkan untuk mencapai sertifikat dari Japan Foundation untuk kemampuan Bahasa Jepang level JLPT N4 atau setara JFT Basic A2 dan memiliki sertifikat setelah melalui pelatihan selama empat hingga enam bulan.
"Pandemi menyebabkan banyak PHK, namun tenaga "caregiver" justru banyak dibutuhkan, karena banyak lansia tidak dimungkinkan bepergian dan membutuhkan pedamping untuk aktivitasnya. Terlebih lagi Jepang, sebagai negara yang berpenduduk mayoritas lansia mempunyai kebutuhan sebanyak 60.000 selama 5 tahun dan permintaan 2020 sebanyak 1.200," ujar Deputi Penempatan dan Perlindungan Kawasan Amerika Dan Pasifik BP2MI, Dwi Anto.
Sebanyak 10 SMK dari provinsi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, DI Yogyakarta, DKI Jakarta, akan menyiapkan 188 lulusan SMK yang akan bekerja di Jepang sebagai "caregiver".
Sekolah tersebut yakni SMKN 8 Semarang, SMKN 2 Malang, SMK Citra Medika Sragen, SMKN 28 Jakarta, SMK Annisa 3 Bogor, SMK Taruna Terpadu 1 Bogor, SMK Muhammadiyah 3 Metro, SMK Sari Farma Depok, SMK Kesehatan Citra Semesta Indonesia Kulonprogo, dan SMKS Plus NU Sidoarjo.
Berita Terkait
Sulut tempatkan 106 lulusan SMK bekerja ke Jepang
Jumat, 2 Februari 2024 23:23 Wib
350 lulusan SMK di Sulut dilatih penuhi pasar kerja Jepang
Rabu, 3 Januari 2024 18:48 Wib
Rektor: Lulusan Unsrit siap menghadapi pasar kerja
Selasa, 17 Oktober 2023 23:36 Wib
Mendes PDTT: Lulusan perguruan tinggi bisa mengabdi menjadi kepala desa
Senin, 25 September 2023 5:58 Wib
Kakanwil: Lulusan IAKN Manado beri manfaat bagi banyak orang
Sabtu, 23 September 2023 20:27 Wib
Pemprov Sulut targetkan 1.000 lulusan SMK bekerja di luar negeri
Rabu, 26 Juli 2023 15:15 Wib
Kemenag Sulut harap lulusan madrasah tingkatkan kualitas pendidikan
Senin, 22 Mei 2023 1:10 Wib
Uji Kompetensi Keahlian Samsung Tech Institute di SMK dukung peningkatan kualitas lulusan
Jumat, 31 Maret 2023 11:54 Wib