Chicago (ANTARA) - Harga emas berjangka melanjutkan kemerosotannya pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), jatuh lagi lebih dari empat persen menuju kerugian mingguan terbesar sejak 1983 karena investor melepas kepemilikan mereka untuk menimbun uang tunai guna menutup margin calls di pasar lain yang terpukul dampak dari wabah Virus Corona.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di Bursa Comex anjlok 73,6 dolar AS atau 4,63 persen, menjadi ditutup pada 1.516,7 dolar AS per ounce. Harga emas berjangka jatuh 52 dolar AS atau 3,17 persen menjadi 1.590,3 dolar AS per ounce sehari sebelumnya.
Di pasar spot, emas turun 4,0 persen menjadi diperdagangkan di 1.513,11 dolar AS per ounce pada pukul 14.54 waktu setempat (18.54 GMT). Untuk minggu ini, emas turun lebih dari sembilan persen, terbesar sejak 1983.
"Sementara pasar ekuitas terus berada di bawah tekanan dan ada dorongan ke arah likuiditas di pasar-pasar, itu tidak biasa bagi harga emas untuk dijual juga," kata Analis Standard Chartered Bank Suki Cooper, seperti dikutip oleh Reuters.
"Dalam jangka pendek, harga emas bisa terlihat penurunan lebih lanjut karena kebutuhan untuk memenuhi margin calls (menutup kerugian) di pasar lain dan jika investor lebih memilih untuk pindah ke uang tunai dan mengurangi paparan risiko di seluruh papan."
Rebound tajam di Wall Street sebagian besar gagal menyusul laporan bahwa Presiden AS Donald Trump akan menyatakan darurat nasional atas pandemi.
Logam kuning telah kehilangan hampir 200 dolar AS per ounce sejak mencapai tertinggi lebih dari tujuh tahun di 1.702,56 dolar AS per ounce pada Senin (9/3/2020).
"Emas dan ekuitas telah berkorelasi positif selama beberapa hari terakhir, tetapi hari ini logam tidak bisa benar-benar reli ketika saham didukung, yang merupakan tanda yang meresahkan dan menunjukkan bahwa jangka panjang mundur ke uang tunai, tempat paling aman," kata Tai Wong, Kepala Perdagangan derivatif logam dasar dan mulia di BMO.
Kenaikan dolar hingga 1,2 persen juga menekan safe-haven emas.
Di sisi fisik, pusat utama Asia juga melihat aktivitas menyusut karena dampak wabah virus corona, terutama di konsumen emas terbesar dunia, China.
Platinum di pasar spot turun 1,5 persen menjadi 751,50 dolar AS per ounce, menuju kerugian mingguan terbesar yang pernah ada. Perak jatuh 8,8 persen menjadi 14,43 dolar AS, menempatkannya di jalur untuk penurunan mingguan terbesar sejak 2011.
Di pasar berjangka, perak untuk pengiriman Mei jatuh 1,50 dolar AS atau 9,40 persen, menjadi ditutup pada 14,5 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April turun 37,9 dolar A, atau 4,85 persen, menjadi menetap pada 743,9 dolar AS per ounce.
Berita Terkait
Thiery Henry: Prancis harus raih emas sepak bola Olimpiade 2024
Jumat, 12 April 2024 17:10 Wib
Harga emas Antam kembali naik
Rabu, 27 Maret 2024 10:34 Wib
WHDI bangun wanita cerdas menuju generasi emas
Senin, 4 Maret 2024 23:06 Wib
Harga emas Antam hari ini sekitar Rp1.132.000/gram
Selasa, 27 Februari 2024 9:50 Wib
Kemendag sebut perlu transformasi SDM UMKM menuju Indonesia Emas 2045
Minggu, 11 Februari 2024 23:15 Wib
Jelang final Piala Asia: Qatar vs Yordania, kejar tinta emas
Sabtu, 10 Februari 2024 6:36 Wib
Harga emas Antam sekitar Rp1,142 juta/gram
Selasa, 30 Januari 2024 9:16 Wib
"Menggunting" prevalensi stunting di Manado dengan "malendong"
Kamis, 25 Januari 2024 11:07 Wib