Jakarta (ANTARA) -
"Kalau jajarannya enggak nurut, sikat Pak. Ini perlu ketegasan, kalau enggak tegas bapak/ibu bisa disikat sama anak buah," kata Ferdiansyah dalam Rapat Kerja Komisi X DPR RI bersama Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro, dan Menteri Kebudayaan Fadli Zon di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu.
Menurut dia, ketegasan itu diperlukan agar pelaksanaan program yang dirancang tiga menteri tersebut, yang telah baik dalam pandangan Komisi X DPR RI, benar-benar dapat berjalan dengan baik.
Ketegasan tersebut pun, kata Ferdiansyah menambahkan, sejalan pula dengan ketegasan yang dimiliki oleh Presiden Prabowo Subianto. Presiden Prabowo telah secara tegas menyatakan menteri yang tidak mendukung programnya dapat meninggalkan Kabinet Merah Putih.
Program pendidikan dan kebudayaan di era pemerintahan Presiden Prabowo di antaranya terkait dengan peningkatan kemampuan bidang numerasi peserta didik.
Mendikdasmen Abdul Mu'ti menilai peningkatan kemampuan itu sesuai dengan pesan Presiden Prabowo Subianto yang ingin meningkatkan angka pelatihan guru matematika, khususnya untuk mengenalkan konsep dasar matematika kepada peserta didik di satuan pendidikan dasar.
Berikutnya, ada pula program terkait dengan pengembangan pola pikir dan perilaku ilmiah melalui peningkatan kualitas riset.
Mendiktisaintek Satryo Soemantri Brodjonegoro menyampaikan bahwa diperlukan pola pikir dan perilaku ilmiah dalam diri masyarakat untuk mewujudkan Indonesia menjadi negara maju atau Indonesia Emas pada 2045.
Lalu di bidang kebudayaan, Menteri Kebudayaan Fadli Zon menginginkan adanya standarisasi museum di Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas narasi, edukasi, dan daya tarik display museum, sehingga dapat menarik lebih banyak pengunjung, terutama generasi muda.*