Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga menyatakan surplus perdagangan Indonesia selalu stabil dengan angka rata-rata 3-4 miliar dolar Amerika Serikat (AS) per bulan.
“Bahkan, di Desember 2022 (total surplus periode Januari hingga Desember) kita tertinggi (dalam sejarah) di 54,46 miliar dolar AS,” kata dia saat doorstop pasca acara “Indonesia-Hong Kong: Partnering for Success” serta penandatanganan nota kesepahaman di Hotel Shangri-La, Jakarta, Rabu.
Artinya, lanjut Jerry, selama 37 bulan berturut-turut Indonesia selalu mengalami surplus.
Secara berkala dan kontinu, pihaknya selalu melihat apa saja produk ekspor yang memberikan nilai tambah besar terhadap ekonomi Indonesia.
Hingga saat ini, komoditas seperti Crude Palm Oil (CPO), batubara, besi baja, nikel, alat elektronik, dan kayu serta turunannya sudah memberikan nilai tambah terhadap perekonomian tanah air.
“Tentunya kita sesuai dengan arahan Bapak Presiden (Joko Widodo), yaitu memastikan yang kita ekspor itu adalah produk-produk yang jadi, produk-produk yang diolah, produk-produk yang sudah mengalami proses di dalam dengan tentunya memberikan banyak keuntungan buat kita. Kenapa? Karena harganya pasti akan jauh lebih banyak dan lebih menguntungkan ketimbang kita kirim barang mentah,” ungkapnya.
Selain itu, dengan melakukan pengolahan komoditas di dalam negeri, maka akan memberikan banyak lapangan pekerjaan, keuntungan, dan kesempatan bagi masyarakat untuk bisa diberdayakan.
“Apapun yang kita lakukan selama ini sudah dalam koridor yang pas dan tepat. Tentunya, dalam situasi kondisi perdagangan yang kondusif dan trade perfoma kita yang selalu surplus, saya yakin ke depannya ini juga tetap di jaga dengan (pertumbuhan) ekonomi kita yang kurang lebih sekitar 5 persen, inflasi rate-nya mungkin di bawah 4 persen (atau) sekitar 4 persen. Itu artinya membuat kita semakin yakin dan percaya optimis,” ucap Wamendag.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Wamendag: Surplus dagang RI rata-rata 3-4 miliar dolar AS per bulan