BP2P Sulawesi Utara targetkan 1.450 rumah program BSPS selesai akhir tahun
Manado (ANTARA) - Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (BP2P) Sulawesi I, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Recky Walter Lahope menargetkan 1.450 unit rumah program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) selesai akhir tahun ini.
"Semuanya on going process, diharapkan dapat diselesaikan hingga akhir tahun ini," ujar Recky di Manado, Senin.
Program BSPS ini menyebar di 14 kabupaten dan kota di Provinsi Sulawesi Utara, terkecuali di Kota Tomohon.
"Di Kota Tomohon memang masih ada juga rumah-rumah yang masuk kategori tidak layak huni. Mungkin ke depan bisa diusulkan pemerintah daerah melalui aplikasi yang disediakan," ujarnya.
Setiap keluarga penerima manfaat, kata dia, akan mendapatkan bantuan sebesar Rp20 juta, di mana Rp17,5 juta digunakan untuk membeli bahan bangunan, sementara sisanya untuk membayar upah kerja.
Artinya, penerima bantuan harus mampu berswadaya untuk membangun rumah yang sebelumnya tidak layak huni menjadi layak huni mulai atap, dinding dan lantai.
"Itu harapannya, mereka harus mampu berswadaya untuk mendapatkan bantuan program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya atau BSPS," katanya.
Recky menambahkan, bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, banyaknya rumah yang mendapatkan program BSPS menurun karena ada 'refocusing' anggaran menghadapi pandemi COVID-19.
"Tahun sebelumnya, bantuan program BSPS untuk 1.650 unit, sekarang turun menjadi 1.450 unit, bahkan tahun-tahun sebelumnya mencapai lebih 3.000 unit," katanya.
Recky berharap, ke depan bantuan program BSPS ini semakin banyak sehingga bisa menjangkau warga yang masih tinggal di rumah tidak layak huni.
"Semuanya on going process, diharapkan dapat diselesaikan hingga akhir tahun ini," ujar Recky di Manado, Senin.
Program BSPS ini menyebar di 14 kabupaten dan kota di Provinsi Sulawesi Utara, terkecuali di Kota Tomohon.
"Di Kota Tomohon memang masih ada juga rumah-rumah yang masuk kategori tidak layak huni. Mungkin ke depan bisa diusulkan pemerintah daerah melalui aplikasi yang disediakan," ujarnya.
Setiap keluarga penerima manfaat, kata dia, akan mendapatkan bantuan sebesar Rp20 juta, di mana Rp17,5 juta digunakan untuk membeli bahan bangunan, sementara sisanya untuk membayar upah kerja.
Artinya, penerima bantuan harus mampu berswadaya untuk membangun rumah yang sebelumnya tidak layak huni menjadi layak huni mulai atap, dinding dan lantai.
"Itu harapannya, mereka harus mampu berswadaya untuk mendapatkan bantuan program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya atau BSPS," katanya.
Recky menambahkan, bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, banyaknya rumah yang mendapatkan program BSPS menurun karena ada 'refocusing' anggaran menghadapi pandemi COVID-19.
"Tahun sebelumnya, bantuan program BSPS untuk 1.650 unit, sekarang turun menjadi 1.450 unit, bahkan tahun-tahun sebelumnya mencapai lebih 3.000 unit," katanya.
Recky berharap, ke depan bantuan program BSPS ini semakin banyak sehingga bisa menjangkau warga yang masih tinggal di rumah tidak layak huni.