Bea Cukai Sulbagtara dukung pemerintah tingkatkan ekspor
Manado (ANTARA) - Kanwil Bea dan Cukai Sulawesi Bagian Utara (Sulbagtara) mendukung pemerintah dalam meningkatkan ekspor di daerah tersebut.
"Hal ini untuk mengembangkan potensi ekonomi daerah yang berorientasi ekspor," kata Kakanwil Bea dan Cukai Sulawesi Bagian Utara Erwin Situmorang, di Manado, Sabtu.
Dia mengatakan sasaran dalam menggiatkan ekspor adalah para pelaku usaha UMKM dan pengekspor muda atau milenial yang dengan kreatifitasnya mampu melakukan ekspor.
Dia mengatakan, kaum muda Sulut yang tergabung dalam komunitas milenial Sulut Go ekspor telah berhasil melakukan ekspor perdana ke Korea Selatan berupa Cocopeat sebanyak 44 Ton dengan nilai ekspor sekitar Rp500 juta.
Ini menunjukkan bahwa kaum muda merupakan pelaku ekonomi yang potensial dalam membangkitkan ekspor daerah.
Erwin Situmorang mengatakan Bea Cukai memberikan berbagai fasilitas dalam rangka peningkatan ekspor diantaranya adalah pelayanan 24 Jam di bandara dan Pelabuhan serta melakukan bimbingan dan pelatihan kepada eksportir atau calon eksportir baru,“ Ungkap Erwin.
Peluang untuk ekspor dari sulut sangat terbuka hal ini didukung oleh adanya kegiatan Direct Call Ekspor dari Manado ke Jepang melalui pesawat Garuda Indonesia dan Direct Call Ekspor Manado Singapura melalui pesawat Scout.
Kegiatan ekspor melalui Direct Call ini memiliki banyak manfaat diantaranya adalah biaya yang lebih murah, waktu perjalanan yang cepat, kualitas barang lebih baik serta adanya kepastian slot kargo.
Donni Muksydayan menyatakan bahwa Cocopeat merupakan produk turunan kelapa yang merupakan komoditas unggulan Sulawesi Utara. Dengan inovasi kaum milenial mampu diekspor ke mancanegara.
Kepala BKIPM Manado Muhammad Hatta, menyampaikan dukungannya terhadap kaum milenial untuk melakukan ekspor dalam rangka meningkatkan perekonomian daerah.
Ketua Komunitas eksportir milenial Sulut Go ekspor Alan Harvey mengatakan bahwa kaum muda tidak ragu-ragu terjun ke dunia bisnis dan melakukan ekspor.
“Ekspor tidak memerlukan modal yang besar dan kami sudah membuktikan dengan melakukan ekspor perdana ” Ungkap Alan.
Komoditas yang diekspor oleh kaum milenial ini berupa Cocopeat tergolong unik karena produk tersebut bahan bakunya berasal dari limbah pabrik olahan turunan kelapa.
Agar memenuhi persyaratan produk tersebut mendapat sertifikasi oleh karantina pertanian sebelum diekspor.
Adapun proses pemasaran melalui teknolog digital yang sudah akrab dikalangan milenial.
"Hal ini untuk mengembangkan potensi ekonomi daerah yang berorientasi ekspor," kata Kakanwil Bea dan Cukai Sulawesi Bagian Utara Erwin Situmorang, di Manado, Sabtu.
Dia mengatakan sasaran dalam menggiatkan ekspor adalah para pelaku usaha UMKM dan pengekspor muda atau milenial yang dengan kreatifitasnya mampu melakukan ekspor.
Dia mengatakan, kaum muda Sulut yang tergabung dalam komunitas milenial Sulut Go ekspor telah berhasil melakukan ekspor perdana ke Korea Selatan berupa Cocopeat sebanyak 44 Ton dengan nilai ekspor sekitar Rp500 juta.
Ini menunjukkan bahwa kaum muda merupakan pelaku ekonomi yang potensial dalam membangkitkan ekspor daerah.
Erwin Situmorang mengatakan Bea Cukai memberikan berbagai fasilitas dalam rangka peningkatan ekspor diantaranya adalah pelayanan 24 Jam di bandara dan Pelabuhan serta melakukan bimbingan dan pelatihan kepada eksportir atau calon eksportir baru,“ Ungkap Erwin.
Peluang untuk ekspor dari sulut sangat terbuka hal ini didukung oleh adanya kegiatan Direct Call Ekspor dari Manado ke Jepang melalui pesawat Garuda Indonesia dan Direct Call Ekspor Manado Singapura melalui pesawat Scout.
Kegiatan ekspor melalui Direct Call ini memiliki banyak manfaat diantaranya adalah biaya yang lebih murah, waktu perjalanan yang cepat, kualitas barang lebih baik serta adanya kepastian slot kargo.
Donni Muksydayan menyatakan bahwa Cocopeat merupakan produk turunan kelapa yang merupakan komoditas unggulan Sulawesi Utara. Dengan inovasi kaum milenial mampu diekspor ke mancanegara.
Kepala BKIPM Manado Muhammad Hatta, menyampaikan dukungannya terhadap kaum milenial untuk melakukan ekspor dalam rangka meningkatkan perekonomian daerah.
Ketua Komunitas eksportir milenial Sulut Go ekspor Alan Harvey mengatakan bahwa kaum muda tidak ragu-ragu terjun ke dunia bisnis dan melakukan ekspor.
“Ekspor tidak memerlukan modal yang besar dan kami sudah membuktikan dengan melakukan ekspor perdana ” Ungkap Alan.
Komoditas yang diekspor oleh kaum milenial ini berupa Cocopeat tergolong unik karena produk tersebut bahan bakunya berasal dari limbah pabrik olahan turunan kelapa.
Agar memenuhi persyaratan produk tersebut mendapat sertifikasi oleh karantina pertanian sebelum diekspor.
Adapun proses pemasaran melalui teknolog digital yang sudah akrab dikalangan milenial.