Kemendes PDTT realisasikan bantuan bagi desa wisata penyangga DSP Mandalika
Manado (ANTARA) - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) merealisasikan bantuan bagi 19 desa wisata penyangga destinasi superprioritas (DSP) Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Direktur Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan (PDP) Kemendes PDTT Sugito di Jakarta, Jumat mengatakan potensi luar biasa pariwisata yang dimiliki Pulau Lombok harus didukung dengan penguatan infrastruktur objek dan amenitas desa wisata.
Selain itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) pariwisasta melalui pelatihan rumah tinggal (homestay), kuliner dan pemandu wisata.
"Industri pariwisata adalah industri yang dinamis, inovatif dan kreatif. Maka dari itu, kami terus berusaha mempercepat kemandirian desa, melalui peningkatan kualitas sarana dan prasarana pendukung dan kapasitas pelaku wisata di wilayah penyangga DSP Mandalika," ujarnya melalui keterangan tertulis.
Dari segi penguatan infrastruktur objek dan amenitas desa wisata, tambahnya, Kemendes memfasilitasi desa-desa penyangga DSP Mandalika dengan membangun sarana dan prasarana di 19 desa di 4 kabupaten, yaitu Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur dan Lombok Utara.
Ke-19 desa wisata di Lombok tersebut adalah Desa Selong Belanak, Desa Kopang Rembiga, Desa Bilibante, Desa Aik Dareq, Desa Kembang Kuning, Desa Sembalun, Desa Pringgasela, Desa Seruni Mumbul, Desa Sembalun Bumbung, dan Desa Paremas.
Kemudian, Desa Sugian, Desa Mamben Baru, Desa Senaru, Desa Malaka, Desa Jenggala, Desa Pemenang Barat, Desa Sesaot, Desa Sekotong Tengah, dan Desa Sedau.
Sebelumnya, Dirjen PDP Kemendes PDTT melakukan peresmian bantuan pengembangan objek desa wisata serta rapat evaluasi pengembangan objek wisata desa dan pelatihan hospitality di Desa Senaru, Lombok, Nusa Tenggara Barat
Sugito menjelaskan, bantuan yang diberikan dibagi menjadi dua. Pertama, bantuan yang mendukung infrastruktur objek wisata antara lain pembangunan jalan lingkungan, homestay, kios dan kedai serta gazebo.
Kedua, adalah bantuan yang mendukung amenitas wisata, antara lain, pembangunan toilet umum, balai kesenian, penyediaan sarana dan prasarana pendukung TIK, serta bangunan pendukung lainnya.
"Selain bantuan infrastruktur, desa wisata penyangga mendapatkan pelatihan agar dapat memaksimalkan keramahtamahan dengan memberikan kesan yang terbaik kepada wisatawan mancanegara dan domestik yang datang ke Lombok saat WSBK (World Superbike) dan MotoGP nanti," katanya.
Pengamat pariwisata Dodi Riadi menambahkan kegiatan peningkatan kapasitas bagi para pelaku usaha pariwisata di bidang homestay, kuliner dan pemandu wisata dilakukan untuk meningkatkan kualitas SDM dalam pengembangan pariwisata desa.
Tiga kategori tersebut bertujuan untuk menyediakan produk pariwisata dan SDM yang berbasis pada potensi lokal, dengan mengedepankan keramahtamahan di semua lini, seperti pelayanan homestay, aktivitas kepemanduan wisata dan pelayanan fasilitas makan dan minum dengan melibatkan masyarakat, pelaku usaha dan lembaga desa wisata.
"Karena, saat ini pariwisata telah menjadi salah satu sektor prioritas yang strategis dalam membangun perekonomian Indonesia," ujar Dodi yang juga menjadi koordinator pelatihan.
Direktur Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan (PDP) Kemendes PDTT Sugito di Jakarta, Jumat mengatakan potensi luar biasa pariwisata yang dimiliki Pulau Lombok harus didukung dengan penguatan infrastruktur objek dan amenitas desa wisata.
Selain itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) pariwisasta melalui pelatihan rumah tinggal (homestay), kuliner dan pemandu wisata.
"Industri pariwisata adalah industri yang dinamis, inovatif dan kreatif. Maka dari itu, kami terus berusaha mempercepat kemandirian desa, melalui peningkatan kualitas sarana dan prasarana pendukung dan kapasitas pelaku wisata di wilayah penyangga DSP Mandalika," ujarnya melalui keterangan tertulis.
Dari segi penguatan infrastruktur objek dan amenitas desa wisata, tambahnya, Kemendes memfasilitasi desa-desa penyangga DSP Mandalika dengan membangun sarana dan prasarana di 19 desa di 4 kabupaten, yaitu Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur dan Lombok Utara.
Ke-19 desa wisata di Lombok tersebut adalah Desa Selong Belanak, Desa Kopang Rembiga, Desa Bilibante, Desa Aik Dareq, Desa Kembang Kuning, Desa Sembalun, Desa Pringgasela, Desa Seruni Mumbul, Desa Sembalun Bumbung, dan Desa Paremas.
Kemudian, Desa Sugian, Desa Mamben Baru, Desa Senaru, Desa Malaka, Desa Jenggala, Desa Pemenang Barat, Desa Sesaot, Desa Sekotong Tengah, dan Desa Sedau.
Sebelumnya, Dirjen PDP Kemendes PDTT melakukan peresmian bantuan pengembangan objek desa wisata serta rapat evaluasi pengembangan objek wisata desa dan pelatihan hospitality di Desa Senaru, Lombok, Nusa Tenggara Barat
Sugito menjelaskan, bantuan yang diberikan dibagi menjadi dua. Pertama, bantuan yang mendukung infrastruktur objek wisata antara lain pembangunan jalan lingkungan, homestay, kios dan kedai serta gazebo.
Kedua, adalah bantuan yang mendukung amenitas wisata, antara lain, pembangunan toilet umum, balai kesenian, penyediaan sarana dan prasarana pendukung TIK, serta bangunan pendukung lainnya.
"Selain bantuan infrastruktur, desa wisata penyangga mendapatkan pelatihan agar dapat memaksimalkan keramahtamahan dengan memberikan kesan yang terbaik kepada wisatawan mancanegara dan domestik yang datang ke Lombok saat WSBK (World Superbike) dan MotoGP nanti," katanya.
Pengamat pariwisata Dodi Riadi menambahkan kegiatan peningkatan kapasitas bagi para pelaku usaha pariwisata di bidang homestay, kuliner dan pemandu wisata dilakukan untuk meningkatkan kualitas SDM dalam pengembangan pariwisata desa.
Tiga kategori tersebut bertujuan untuk menyediakan produk pariwisata dan SDM yang berbasis pada potensi lokal, dengan mengedepankan keramahtamahan di semua lini, seperti pelayanan homestay, aktivitas kepemanduan wisata dan pelayanan fasilitas makan dan minum dengan melibatkan masyarakat, pelaku usaha dan lembaga desa wisata.
"Karena, saat ini pariwisata telah menjadi salah satu sektor prioritas yang strategis dalam membangun perekonomian Indonesia," ujar Dodi yang juga menjadi koordinator pelatihan.