BNN Sultra membentuk agen pencegahan narkoba di SMKN 1 Kendari
Manado (ANTARA) - Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sulawesi Tenggara (Sultra) membentuk agen di lingkungan pendidikan, salah satunya di SMKN 1 Kendari sebagai upaya pencegahan peredaran dan penyalahgunaan narkoba kepada siswa.
Koordinator Bidang Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat (P2M) BNNP Sultra Harmawati, di Kendari, Jumat mengatakan upaya itu dilakukan melalui pelatihan peningkatan keterampilan (soft skill) yang diikuti lima guru dan 15 perwakilan siswa.
"Pelatihan pengembangan "soft skill" ini untuk memberikan pemahaman dan mengembangkan kemampuan yang aplikatif kepada sekolah dalam menciptakan siswa/siswi yang adaptif dalam menolak penyalahgunaan narkoba," kata dia.
Harnawati menyampaikan pengembangan keterampilan akan memberikan kesempatan kepada sekolah untuk memperkuat nilai dan mutu anak didik dalam mencegah bahaya narkoba, termasuk menghadapi tantangan dan kemajuan teknologi.
"Ini agar dapat meningkatkan ketahanan diri anak remaja dalam mencegah bahaya penyalahgunaan narkotika," ujar Harmawati.
Dia berharap para guru dapat menyusun materi sebelum mata pelajaran dimulai minimal 5-10 menit. Selain itu, ketika memberikan materi ekspresi wajah harus bersemangat agar siswa/siswi ikut semangat saat mendengarkan materi
BNNP Sultra mengusulkan kepada sekolah untuk membuat surat edaran materi pembuka pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (P4GN) sebelum mengajar agar dapat dilaksanakan semua guru.
"Surat edaran tersebut nantinya bisa menjadi percontohan bagi SLTA se-Sultra," ujar dia.
Sementara untuk 15 siswa, BNN mendorong mereka agar menjadi agen yang nantinya akan menjadi perpanjagan tangan BNN dalam menyosialisasikan tentang bahaya narkoba di kalangan sesama pelajar ataupun ketika berada di laur sekolah.
"Peserta akan menjadi perpanjangan BNN Sultra untuk menyampaikan bahaya narkoba kepada teman sejawat dan keluarga," kata Harmawati.
Koordinator Bidang Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat (P2M) BNNP Sultra Harmawati, di Kendari, Jumat mengatakan upaya itu dilakukan melalui pelatihan peningkatan keterampilan (soft skill) yang diikuti lima guru dan 15 perwakilan siswa.
"Pelatihan pengembangan "soft skill" ini untuk memberikan pemahaman dan mengembangkan kemampuan yang aplikatif kepada sekolah dalam menciptakan siswa/siswi yang adaptif dalam menolak penyalahgunaan narkoba," kata dia.
Harnawati menyampaikan pengembangan keterampilan akan memberikan kesempatan kepada sekolah untuk memperkuat nilai dan mutu anak didik dalam mencegah bahaya narkoba, termasuk menghadapi tantangan dan kemajuan teknologi.
"Ini agar dapat meningkatkan ketahanan diri anak remaja dalam mencegah bahaya penyalahgunaan narkotika," ujar Harmawati.
Dia berharap para guru dapat menyusun materi sebelum mata pelajaran dimulai minimal 5-10 menit. Selain itu, ketika memberikan materi ekspresi wajah harus bersemangat agar siswa/siswi ikut semangat saat mendengarkan materi
BNNP Sultra mengusulkan kepada sekolah untuk membuat surat edaran materi pembuka pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (P4GN) sebelum mengajar agar dapat dilaksanakan semua guru.
"Surat edaran tersebut nantinya bisa menjadi percontohan bagi SLTA se-Sultra," ujar dia.
Sementara untuk 15 siswa, BNN mendorong mereka agar menjadi agen yang nantinya akan menjadi perpanjagan tangan BNN dalam menyosialisasikan tentang bahaya narkoba di kalangan sesama pelajar ataupun ketika berada di laur sekolah.
"Peserta akan menjadi perpanjangan BNN Sultra untuk menyampaikan bahaya narkoba kepada teman sejawat dan keluarga," kata Harmawati.