Jakarta (ANTARA) - Manajer Arsenal Mikel Arteta mengatakan pemain sayap Bukayo Saka memiliki karakter kuat dan sekaligus akan mendampingi pemain remaja itu dalam mengatasi pelecehan rasis yang ditujukan kepada dia di media sosial setelah dia gagal dalam adu penalti melawan Italia pada final Euro 2020.
Pemain berusia 19 tahun itu gagal menendang penalti setelah dua rekan satu timnya Marcus Rashford (23) dan Jadon Sancho (21) juga gagal dalam adu penalti itu. Ketiganya lalu menjadi sasaran pelecehan rasial online.
Pelecehan ini mendorong polisi menggelar investigasi dan memicu kecaman luas.
Arteta mengaku sudah berbicara dengan Saka dan yakin dia akan baik-baik saja.
"Dia berkarakter begitu kuat. Dia sudah mendapatkan cinta dan dukungan dari sepak bola dunia, bukan hanya dari penggemar Arsenal tapi juga penggemar timnas dan Inggris karena tidak tak pantas mengalami apa pun yang sudah dia lewati itu," kata Arteta seperti dikutip Reuters.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menggelar pertemuan dengan perusahaan-perusahaan media sosial untuk meminta mereka berbuat lebih dalam memerangi pelecehan rasis online.
"Semoga hukum akan semakin tegas. Semoga bisa berdampak besar karena inilah saat yang tepat untuk meluruskannya," kata Arteta.