Jakarta (ANTARA) - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan harga minyak dunia yang anjlok akan membawa dampak positif kepada ekonomi dan moneter dalam negeri karena Indonesia merupakan negara pengimpor minyak.
“Penurunan harga minyak dunia secara keseluruhan bagi ekonomi Indonesia itu memang secara netto dampaknya positif,” kata Perry Warjiyo dalam jumpa pers daring di Jakarta, Rabu.
Gubernur Bank Indonesia itu membeberkan dari sisi moneter dengan harga minyak dunia yang murah maka akan mengurangi defisit neraca perdagangan minyak.
“Jadi secara neraca perdagangan dan defisit transaksi berjalan itu akan memperbaiki,” kata Perry Warjiyo.
Selain itu dengan harga minyak dunia yang turun, lanjut dia, subsidi juga akan turun sehingga secara keseluruhan mendorong neraca pembayaran akan lebih positif.
Sementara itu, dari sisi fiskal meski bukan ranah Bank Indonesia, namun Perry Warjiyo memprediksi dengan anjloknya harga minyak dunia berimbas kepada penerimaan pajak yang bersumber dari minyak akan turun.
Sebelumnya harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juni ditutup anjlok 24 persen menjadi 19,33 dolar AS per barel, terendah sejak Februari 2002.
Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk penyerahan Juni merosot 8,86 dolar AS atau 43 persen menjadi menetap 11,57 dolar AS per barel.
Untuk kontrak Mei, harga minyak WTI anjlok hingga negatif 37,63 dolar AS per barel.
Anjloknya harga minyak dunia ini dipicu wabah virus corona jenis baru sehingga permintaan minyak mentah menurun tajam.