Manado (ANTARA) - Kepala Perwakilan BKKBN Sulut D Tino Tandaju mengajak Ikatan Penyuluh Keluarga Berencana (IPeKB) Indonesia-Sulut bersinergi dengan BKKBN mempercepat penurunan angka stunting di provinsi tersebut.
“IPeKB Indonesia Sulut memiliki peran strategis sebagai ujung tombak program Bangga Kencana yang merupakan langkah nyata dalam percepatan penurunan stunting,” kata Kepala Perwakilan BKKBN Sulut D Tino Tandaju pada Pelantikan Dewan Pengurus Daerah (DPD) Ikatan Penyuluh Keluarga Berencana Indonesia (IPeKB) Provinsi Sulawesi Utara masa bakti 2024-2028 di Manado, Senin.
Percepatan penurunan angka prevalensi stunting di provinsi berpenduduk lebih 2,6 juta jiwa tersebut memerlukan peran penting pemangku kepentingan lainnya, termasuk wadah atau kelompok seperti IPeKB Indonesia-Sulut.
Percepatan penurunan prevalensi angka stunting, kata dia, memerlukan dukungan dari semua potensi yang ada di masyarakat.
“Penting dibangun sinergi antarpemangku kepentingan dalam memperluas akses layanan keluarga berencana dan menyerukan komitmen penuh mengabdi kepada masyarakat,” ujarnya.
Dia berharap, sinergi yang telah terbangun secara perlahan akan menggerus angka prevalensi stunting di provinsi ujung utara Sulawesi tersebut.
Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022, angka prevalensi stunting Sulawesi Utara sebesar 20,5 persen.
Angka tersebut kemudian naik menjadi 21,3 persen berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023, sementara di periode tersebut ditetapkan target angka prevalensi stunting sebesar 15,42 persen.
Pada pelantikan IPeKB tersebut juga diserahkan Bantuan Asupan Anak Sehat (BAAS) kepada 10 ibu hamil di Kota Manado, termasuk penyerahan simbolis untuk tujuh ibu hamil di Kecamatan Singkil.
Pemberian BAAS kepada ibu hamil, kata Tino, sebagai dukungan terhadap periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dalam pencegahan stunting.