"Jaringan 5G benar-benar telah hadir dan berkembang pesat. Hal tersebut mendorong antusiasme operator dan konsumen terhadap teknologi itu," ujar Kepala Ericsson Indonesia Jerry Soper di Jakarta, Rabu.
Jumlah pelanggan pada 2024 itu, menurut laporan Ericsson, merupakan peningkatan 27 persen dibanding jumlah pelanggan pada November 2018 yang mencapai 1,5 miliar pelanggan.
Jangkauan jaringan 5G pada 2024 juga akan lebih luas 45-65 persen dibanding jangkauan pada 2018 secara global menyusul penggunaan teknologi spectrum sharing yang memungkinkan implementasi 5G pada pita frekuensi LTE.
Namun, Jerry mengatakan pemanfaatan jaringan 5G itu juga harus didukung oleh ekosistem yang solid termasuk peraturan, keamanan, dan keterlibatan lebih dalam dari mitra industri.
Dalam laporannya, Ericsson menyebut pengguna data seluler pada kuartal pertama 2019 mengalami peningkatan hingga 82 persen year-on-year.
Di Asia Tenggara dan Oseania, penggunaan data seluler per bulan diperkirakan akan tumbuh hingga tujuh kali lipat dari 2,3 Exabytes (EB) menjadi 16EB pada 2024. Sedangkan di Amerika Utara, penyerapan teknologi 5G diperkirakan akan lebih cepat dibanding kawasan lain dengan peningkatan mencapai 63 persen pengguna ponselnya yang akan terkoneksi 5G hingga 2024.
Sementara, kawasan Asia Timur akan mengalami peningkatan pertumbuhan pengguna jaringan 5G hingga 47 persen dan kawasan Eropa tumbuh 40 persen pada 2024.
Ericsson memprediksi jumlah pelanggan total 5G di seluruh dunia hingga akhir 2019 akan mencapai 10 juta.
"(Konten) video yang membuat lalu-lintas (data) itu terus meningkat. Konten online sekarang banyak berbentuk video. Selain itu, paket data yang murah dan perilaku orang berubah dari yang enggak pernah nonton video, sekarang jadi nonton video," kata VP Network Solution Ericsson Indonesia Ronni Nurmal.
Selain itu, Ronni mengatakan komitmen dari produsen ponsel dan chipset menjadi kunci percepatan adopsi jaringan 5G. Ponsel pintar untuk semua pita spektrum utama diprediksi akan meramaikan pasar sepanjang 2019.