Jakarta (ANTARA) - Cisco Systems Inc telah membantu sekitar seperempat karyawannya di Ukraina meninggalkan negara itu dan mendukung mereka yang memutuskan untuk tetap tinggal setelah invasi oleh Rusia, kata kepala eksekutif Chuck Robbins
"Beberapa minggu lalu kami terlibat dengan mereka dan memberi mereka kesempatan bantuan untuk benar-benar meninggalkan Ukraina," katanya kepada Reuters dalam sebuah wawancara di Mobile World Congress (MWC) 2022 Barcelona dikutip Kamis.
"Dan mungkin sekitar seperempat karyawan kami membuat keputusan itu," kata dia dikutip Reuters, Kamis.
Perusahaan jaringan Amerika Serikat itu bekerja untuk membantu para pekerjanya yang masih berada di negara tersebut, yang memberikan kontribusi yang relatif kecil namun tetap berarti, misalnya membantu mereka mengakses uang tunai, katanya.
Negara Barat telah memberlakukan pembatasan berat pada Rusia untuk menutup ekonominya dan memblokirnya dari sistem keuangan global, mendorong perusahaan pelayaran, energi, dan teknologi untuk menghentikan penjualan, memutuskan hubungan atau membuang investasi senilai puluhan miliar dolar.
Saingan asal Swedia Ericsson telah berhenti memasok Rusia saat menilai dampak sanksi.
Robbins tidak berkomentar tentang apa yang dilakukan Cisco secara khusus, tetapi mengatakan perusahaan akan mematuhi sanksi yang telah diberlakukan Amerika Serikat dan negara-negara lain.
"Kami memiliki tim dari orang-orang yang bekerja sepanjang waktu sekarang pada masalah karyawan, pada apa pun yang terkait dengan konflik, termasuk memahami sanksi dan apa yang perlu kami lakukan untuk benar-benar menerapkannya secara efektif," katanya.
Rusia menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi khusus".
Robbins mengatakan Cisco yakin dengan peluang dalam jaringan 5G mandiri, terutama dalam layanan perusahaan.
"Saya sangat yakin tentang kekuatan bisnis selama empat atau lima kuartal terakhir relatif terhadap permintaan, yang terhubung dengan pembangunan (5G) ini," katanya.
Cisco membantu membangun arsitektur ujung ke ujung untuk pelanggannya, termasuk bermitra dengan pemain lain dalam teknologi seperti radio.
Cisco telah lama dikabarkan sebagai calon pengakuisisi baik Nokia atau Ericsson untuk masuk ke radio, tetapi dia mengatakan "tidak ada rencana untuk masuk ke radio".