Harga kopra anjlok pemerintah carikan solusi
Sebab dengan adanya penurunan harga seperti ini, maka gairah dari para petani berkurang
Bolaang Mongondow, (Antaranews Sulut) - Harga kelapa olahan atau kopra di Kabupaten Bolaang Mongondow, Provinsi Sulawesi Utara makin anjlok sehingga petani setempat mengharapkan pemerintah mencarikan solusi atas masalah tersebut.
"Sampai sekarang harga kopra tidak pernah normal atau berada pada posisi lumayan. Harga kopra saat ini sama sekali tidak seimbang dengan proses olahan menjadi kopra," ungkap Rul, salah seorang petani kopra di Bolaang Mongondow, Rabu.
Ia mengatakan kalangan petani setempat mengeluhkan anjloknya harga kopra di daerah itu.
Seorang warga Desa Siniyung, Kecamatan Dumoga Jovan Tongkasi mengatakan harga kopra tutun drastis dari Rp8 ribu per kilogram menjadi Rp4 ribu.
Ia mengatakan tentang biaya mempekerjakan orang lain untuk mengolah kelapa menjadi kopra diambil dari pembagian atas hasil penjualan antara pekerja dengan pemilik komoditas itu.
"Hasilnya pendapatan dibagi dua. Itupun sudah jarang yang mau, karena pengolahannya cukup sulit dan keuntungannya tipis," ujarnya.
Ia mengatakan pengolahan kelapa menjadi kopra itu tidak mudah.
Pihak pemilik kebun kelapa harus menyewa orang untuk memanjat pohon, memetik dan mengumpulkannya, kemudian mengupas dan membelah kelapa, serta memanggang hingga matang, kemudian pemisahan daging kelapa dari tempurungnya.
Dirinya berharap harga kopra kembali normal sehigga petani tidak kesulitan ekonomi lagi. Daerah itu, pengolahan kopra menjadi salah satu mata pencaharian warga.
Kepala Dinas Pertanian Bolaang Mongondow Taufik Mokoginta menjelaskan terjadinya penurunan harga kopra yang jauh dari sebelumnya sebagai hal yang memprihatinkan.
"Memang harga kopra saat ini sangat memprihatinkan, padahal jika dilihat harga minyak dan kopra berbanding jauh," katanya.
Dia mengatakan hal itu bukan hanya menjadi persoalan pemerintah daerah dan provinsi, akan tetapi harus menjadi perhatian pemerintah pusat.
Ia mengatakan persoalan harga kopra yang anjlok menyangkut nasib banyak orang.
"Sebab dengan adanya penurunan harga seperti ini, maka gairah dari para petani berkurang," katanya. (KR-MDY).
(T.KR-MDY/B/M029/C/M029) 01-08-2018 22:52:14
"Sampai sekarang harga kopra tidak pernah normal atau berada pada posisi lumayan. Harga kopra saat ini sama sekali tidak seimbang dengan proses olahan menjadi kopra," ungkap Rul, salah seorang petani kopra di Bolaang Mongondow, Rabu.
Ia mengatakan kalangan petani setempat mengeluhkan anjloknya harga kopra di daerah itu.
Seorang warga Desa Siniyung, Kecamatan Dumoga Jovan Tongkasi mengatakan harga kopra tutun drastis dari Rp8 ribu per kilogram menjadi Rp4 ribu.
Ia mengatakan tentang biaya mempekerjakan orang lain untuk mengolah kelapa menjadi kopra diambil dari pembagian atas hasil penjualan antara pekerja dengan pemilik komoditas itu.
"Hasilnya pendapatan dibagi dua. Itupun sudah jarang yang mau, karena pengolahannya cukup sulit dan keuntungannya tipis," ujarnya.
Ia mengatakan pengolahan kelapa menjadi kopra itu tidak mudah.
Pihak pemilik kebun kelapa harus menyewa orang untuk memanjat pohon, memetik dan mengumpulkannya, kemudian mengupas dan membelah kelapa, serta memanggang hingga matang, kemudian pemisahan daging kelapa dari tempurungnya.
Dirinya berharap harga kopra kembali normal sehigga petani tidak kesulitan ekonomi lagi. Daerah itu, pengolahan kopra menjadi salah satu mata pencaharian warga.
Kepala Dinas Pertanian Bolaang Mongondow Taufik Mokoginta menjelaskan terjadinya penurunan harga kopra yang jauh dari sebelumnya sebagai hal yang memprihatinkan.
"Memang harga kopra saat ini sangat memprihatinkan, padahal jika dilihat harga minyak dan kopra berbanding jauh," katanya.
Dia mengatakan hal itu bukan hanya menjadi persoalan pemerintah daerah dan provinsi, akan tetapi harus menjadi perhatian pemerintah pusat.
Ia mengatakan persoalan harga kopra yang anjlok menyangkut nasib banyak orang.
"Sebab dengan adanya penurunan harga seperti ini, maka gairah dari para petani berkurang," katanya. (KR-MDY).
(T.KR-MDY/B/M029/C/M029) 01-08-2018 22:52:14