Manado (ANTARA) - Kementerian Agama (Kemenag) melakukan Instrumen Asesmen Early Warning System (EWS), guna mendeteksi dini konflik keagamaan di Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra), Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
"Hal ini kami lakukan dalam upaya memperkuat deteksi dini dan pencegahan konflik bernuansa keagamaan," kata Kepala Kemenag Minahasa Tenggara, Thaib Mokobombang, di Ratahan, Senin.
Ia menegaskan bahwa pengembangan Early Warning System merupakan program nasional Kementerian Agama RI yang bertujuan untuk deteksi dini serta antisipasi terhadap potensi konflik berdimensi keagamaan.
Program ini, katanya, tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk instansi terkait, tokoh agama, dan tokoh masyarakat.
Program ini sangat penting dalam upaya menjaga stabilitas dan keharmonisan kehidupan beragama di Minahasa Tenggara.
"Dengan adanya sistem peringatan dini, kita dapat mengantisipasi berbagai potensi permasalahan sebelum berkembang menjadi konflik yang lebih besar," katanya.
Dia mengatakan Kemenag melakukan koordinasi dengan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Minahasa Tenggara.
Ia menambahkan bahwa koordinasi ini bertujuan untuk meningkatkan sinergi antara Kementerian Agama dan Badan Kesbangpol, mengingat kedua institusi memiliki peran strategis dalam menjaga kerukunan umat beragama.
Melalui instrumen asesmen ini, diharapkan dapat terpetakan berbagai potensi kerawanan konflik keagamaan di daerah, sehingga dapat dilakukan langkah-langkah mitigasi yang tepat dan cepat.
Kemenag Mitra bersama Kesbangpol juga akan terus melakukan evaluasi dan sosialisasi agar instrumen ini dapat diimplementasikan secara optimal di seluruh wilayah Minahasa Tenggara.
Dengan adanya koordinasi ini, Kemenag Mitra menegaskan komitmen dalam mengawal program kerukunan umat beragama, memastikan setiap langkah pencegahan konflik berbasis agama dapat berjalan efektif.
Memperkuat kerja sama lintas sektor dalam membangun kehidupan beragama yang harmonis di Minahasa Tenggara.