Sampit (ANTARA) - Warga Desa Hanaut, Kecamatan Pulau Hanaut, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah dibuat geger lantaran seorang pria dikabarkan diserang buaya saat mandi di Daerah Aliran Sungai (DAS) Mentaya pada Jumat.
“Kejadiannya sekitar pukul 09.00 WIB, saat korban mandi di sungai. Saat ini masih dalam proses pencarian,” kata Kepala Desa Hanaut Nanang Qasim ketika dihubungi via telepon.
Nanang menyampaikan, korban bernama Sani berusia sekitar 35 tahun yang merupakan warga asli Desa Babaung, Kecamatan Pulau Hanaut yang kala itu sedang berlibur Lebaran ke tempat keluarga istrinya di Desa Hanaut.
Informasi yang ia terima dari Linmas setempat, saat kejadian korban sedang mandi di sungai. Korban duduk di jembatan lanting sambil mengayun-ayunkan kakinya ke sungai dan saat itulah serangan buaya terjadi.
“Ketika kejadian, korban tidak langsung diseret ke dalam air tapi sempat diambung-ambung (dihempas-hempaskan) di permukaan dan saat itu banyak warga yang melihat, makanya diyakini bahwa orang itu diterkam buaya,” ujarnya.
Kejadian ini sontak membuat heboh warga sekitar yang kemudian berbondong-bondong berupaya mengejar buaya tersebut bersama dengan Polsek setempat menggunakan perahu motor atau kelotok.
Pihaknya juga telah melaporkan kejadian ini ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Sampit, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan Polairud yang kabarnya juga tengah meluncur ke lokasi kejadian.
Nanang menyebutkan, ada sekitar 20 kelotok yang berangkat untuk mencari buaya itu dan korban. Namun, hingga berita ini ditulis keberadaan satwa tersebut belum diketahui.
Ia menambahkan, kasus serangan buaya di Kecamatan Pulau Hanaut bukan pertama kali terjadi. Kemunculan buaya pun seolah sudah menjadi hal biasa bagi warga setempat.
Meskipun keberadaan satwa yang terkenal buas itu di dekat permukiman cukup meresahkan, namun pihaknya juga tidak bisa sembarangan mengambil tindakan mengingat adanya aturan terkait satwa liar yang dilindungi undang-undang.
Di sisi lain, kehidupan masyarakat setempat sedikit banyak masih tergantung dengan sungai, baik itu untuk mandi, mencuci, dan lainnya. Selain itu, satu-satunya jalur transportasi dari Kecamatan Pulau Hanaut ke wilayah seberang hanya melalui sungai.
“Jadi kami hanya bisa mengimbau masyarakat untuk selalu waspada. Adanya kejadian ini tentu menjadi keprihatinan bagi kami,” pungkasnya.
Sementara itu, Komandan BKSDA Resor Sampit Muriansyah mengakui telah menerima laporan terkait serangan buaya di Desa Hanaut dari kepala desa setempat.
Pihaknya pun telah berkoordinasi dengan Polairud dan Polsek Pulau Hanaut terkait proses pencarian dan pelumpuhan buaya.
“Kami juga berkoordinasi dengan pihak Desa Hanaut. Informasi sementara, saat ini korban masih di mulut buaya dan masih dilakukan upaya pencarian,” demikian Muriansyah.