Manado (ANTARA) - China negara potensial ekspor produk turunan kelapa, yakni bungkil kopra asal Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), menyusul permintaan dari negara tersebut cukup tinggi.
Kepala dinas Perindustrian Perdagangan (Kadisperindag) Sulut Daniel Mewengkang, di Manado, Kamis, mengatakan hampir setiap bulan terjadi pengiriman bungkil kopra ke China.
"Sejak awal tahun 2023 telah diekspor bungkil kopra ke China sebanyak 6.600 ton dengan sumbangan devisa bagi negara sebesar 1,42 juta dolar Amerika Serikat (AS).
Dia mengatakan pasar China harus dijaga dengan baik, karena permintaannya yang tinggi, sehingga kualitas dan kuantitas produk harus dijaga dengan baik.
Harus diakui, katanya, bungkil kopra yang merupakan limbah dari kelapa ini ternyata bisa menghasilkan devisa, namun terkadang tidak dimanfaatkan dengan baik oleh petani dan pelaku usaha.
"Pemerintah harap petani dan pengekspor Sulut terus berinovasi untuk mendapatkan keuntungan lebih," jelasnya.
Ia menjelaskan pemerintah siap memfasilitasi baik pelatihan maupun bimbingan teknis untuk produk baru turunan kelapa.
"Kami akan menghadirkan pelaku usaha yang sukses di bidangnya, serta memfasilitasi hingga pemasarannya," jelasnya.
Saat ini, katanya, produk turunan kelapa yang menjadi primadona ekspor Sulut yakni tepung kelapa, minyak kelapa kasar, air kelapa beku, santan kelapa.
"Masih ada ratusan produk turunan kelapa yang belum diolah oleh pelaku usaha asal Sulut, sehingga berharap hal tersebut bisa terwujud," jelasnya.