Oleh; Marchell Pondaag (Unima-GenBI Sulut)
SEKTOR Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan poros atau tulang punggung perekonomian bangsa, yang tahan terhadap krisis. Hal ini membuktikan betapa peran UMKM sangat penting untuk menopang pertumbuhan ekonomi.
Namun sayang, sektor terkecil dalam perekonomian ini, justru kerap terabaikan dalam artian kurang mendapatkan sentuhan perhatian dari pihak perbankan. Tak heran jika di dalam menjalakan usahanya, para pelaku UMKM terkesan stagnan sehingga potensi tidak termaksimalkan
Berdasarkan data dari Kementrian Koprasi dan UMKM, jenis usaha tersebut memberi sumbangan mencapai 59,08 persen Gross Domestic Product (GDP) Indonesia dan menyerap 97 persen tenaga kerja secara nasional.
Dengan demikian menunjukkan betapa besar kontribusi UMKM bagi perekonomian nasional maupun daerah
UMKM merupakan unit usaha terbesar dalam perekonomian yang memberikan kontribusi bagi pertumbuhan pendapatan daerah. Berkembangnya UMKM dapat menekan angka pengangguran yang menjadi persoalan krusial di Sulut.
Sejauh ini, kendala yang dihadapi pelaku UMKM ialah keterbatasan untuk memperoleh akses keuangan. Pemicunya karena perbakanan sangat hati-hati dalam memberikan kucuran bantuan. Karena beredar pemahaman yang salah di kalangan masyarakat umum khususnya pelaku UMKM bahwa bantuan pinjaman yang seharusnya dikembalikan tetapi dianggap sebagai pemberian atau hibah.
Oleh karena itu pelaku UMKM membutuhkan pembinaan, pendampingan dan pelatihan sumber daya manusia agar pola pikirnya lebih terarah untuk memanfaatkan bantuan ke arah peningkatan produksi. Dengan demikian, akan muncul pemahaman bahwa setiap bantuan yang diterima harus dipertanggungjawabkan.
Menyikapi hal ini, Bank Indonesia mendorong dan memberikan motivasi kepada perbankan untuk tidak segan-segan mengucurkan bantuan antara lain melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga yang relatif rendah. Perbankan diminta jangan pelit kepada UMKM sebab ketahanan UMKM sudah teruji menghadapi krisis ekonomi.
Dikatakan Kepala Tim Ekonomi dan Keuangan Kantor Perwakilan BI, Lukman Hakim, selain menghadapi persoalan dana, UMKM juga mengalami kesulitan dalam hal pemasaran produk. Padahal, konteks UMKM harus terus dikembangkan hingga menjadi bisnis yang berskala nasional hingga mampu mengekspor produk ke mancanegara.
“Kendala nomor satu yang dihadapi UMKM ialah pemasaran, karena pemasaran ini menyangkut kelangsunga dari usaha itu sendiri yang harus terus dikembangkan. Terlebih lagi di era Masyarakat Ekonomi ASEAN,†katanya.
Di sisi lain banyak didapati juga pelaku UMKM yang enggan mengembangkan usahanya. Parahnya lagi tidak memiliki kepedulian dengan bantuan yang diberikan. Contohnya, ketika mendapatkan bantuan dana yang diperoleh justru dimanfaatkan untuk keperluan konsumtif yang tidak ada kaitannya dengan kemajuan bisnisnya.
Hal inilah yang perlu didorong agar pelaku UMKM serius menjalankan bisnisnya dengan melihat peluang-peluang yang ada disekitarnya.
Memang hal ini tidak mudah tapi dengan pendampingan yang terus menerus maka pola pikir pelaku usaha dapat dirubah. Mereka akan menjadi pebisnis yang andal dengan inovasi serta terobosan dalam melihat peluang dari kebutuhan masyarakat.
Sementara itu, perhatian yang diberikan BI bukan hanya dengan kebijakan KUR tetapi juga dengan memberikan bantuan peralatan dan pengetahuan dalam mengelola usaha agar lebih produktif. Peran tersebut tercermin dari pemantauan yang terus dilakukan terhadap usaha yang ada di Pulutan, memberikan bibit unggul kepada petani yang ada di desa Senduk dalam kegiatan Menanam Seribu Pohon Kelapa dan menyediakan bahan baca di Perpustakaan LN Palar.
Tak itu saja, BI juga membidik para pelaku usaha ikan cakalang yang ada di Bitung, dengan maksud memberikan bantuan berupa alat untuk mengemas ikan cakalang sehingga lebih awet dan menarik serta mampu meningkatkan daya jual atas usaha di daerah Bitung tersebut.
Dengan membidik objek perikanan yang sempat melesu beberapa waktu ini, diharap mampu mempertahankan sektor yang digandrungi tersebut atau bahkan mengembangkannya.
Dengan kepedulian seperti ini, dapat disimpulkan bahwa BI sangatlah peduli dengan kelangsungan dan pertumbuhan ekonomi yang disumbang oleh sektor rill dan UMKM.***
Berita Terkait
Gelar konser di Jakarta, Bruno Mars: 'Aku kangen kamu sayang'
Kamis, 12 September 2024 6:13 Wib
Perayaan Valentine dilarang di Aceh Besar karena bertentangan syariat Islam
Rabu, 7 Februari 2024 11:47 Wib
Penyanyi solo Tulus akan tampil lewat "Ungkapan Hati"
Selasa, 15 Februari 2022 9:33 Wib
Hadiah Valentine sesuai bahasa cinta pasangan, ini rekomendasinya
Sabtu, 12 Februari 2022 9:29 Wib
Warga Lombok kirim salam sayang kepada Presiden RI
Senin, 22 November 2021 9:02 Wib
Pertamina Gelar Program Baku Sayang Deng di Manado
Jumat, 14 Februari 2020 22:11 Wib
Kodim 1302/Minahasa Gelar Doa Bersama 171717 Untuk Indonesia Lebih Kasih Sayang
Jumat, 18 Agustus 2017 20:18 Wib
SHARP Ajak Anak Panti Asuhan Membuat Kue Dorayaki di Hari Kasih Sayang
Selasa, 17 Februari 2015 15:38 Wib