"Kalau ada hape jual dengan sinyal, brapapun harganya saya beli"
"Kami belum merdeka sepenuhnya karena belum ada signal"
"Koordinasi terhambat karena ada hape nda ada sinyal"
Rupa-rupa lontaran luapan kerinduan dan damba masyarakat dari sejumlah kecamatan di wilayah kabupaten kepulauan Siau Tagulandang Biaro agar bisa menikmati jasa komunikasi seluler yang telah merasuki sebagian besar penduduk negeri ini
Bukan tak punya telepon seluler atau tak mampu beli pulsa, melainkan karena wilayah tempat tinggal mereka yang belum terasuki signal telefon seluler. Ya, sejumlah kecamatan di daerah kepulauan ini masih blanc spot.
Maka forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) kabupaten Sitaro, Rabu, menjadi ajang meluapkan rindu dan damba menahun yang belum jua 'terlampiaskan'. Tak tanggung-tanggung, para camat dan lurah menjadi penyambung lidah masyarakat pendamba signal seluler.
Tak ayal, permintaan bernada desakan bagi Bupati Toni Supit dan jajaran Pemkab Sitaro untuk memperjuangkan pemerataan layanan seluler di seantero Sitaro bersahut-sahutan. Tak kurang dari lima camat secara bergantian meminta dibangun tower di wilayah mereka.
"Sampaikan kepada investor atau siapapun yang bersedia membangun tower di Sibarut bahwa masyarakat sudah menyiapkan lokasi, gratis alias tidak bayar sesenpun, asal mereka bisa menelfon dari rumah, bisa bertukar fikiran via sosmed," kata Camat Siau Barat Utara, Eithart Makikui.
Menyusul Camat Siau Barat, Pasummah yang berkeluh kesah tentang Siau Barat sebagai ibukota kabupaten Sitaro yang nyatanya masih ada blanc spot, anatara lain Pehe, kampung halaman Wakil Gubernur Sulut Djouhari Kansil, dan kampung Kanawong di sebelahnya. Camat Siau Tengah, Caamat Tagulandang, dan Camat Biaro pun mendendangkan permintaan senada.
"Tower jaringan seluler jadi trending topic hari ini, rattingnya bersaing ketat dengan permintaan dibangun puskesmas dan ruang kelas/ sekolah," kelakar Jek, seorang wartawan media lokal. Bedanya, kalau permintaan tower dianggap realistis karena usul datang dari masyarakat wilayah blanc spot. Tapi permintaan ruang kelas dipandang berlebihan karena tak imbang dengan jumlah murid dan guru.
Seolah tak mau tersaingi gaya kelakarnya, Assisten II Sekda Sitaro, Herry Lano yang bertindak sebagai moderator di forum Musrembang, menimpali bertumpuk aspirasi perihal tower itu spontan menimpali, "Silakan, Kadis Kominfo bantu belikan hape bungkus skalian dengan signal yah," disambut tawa riuh hadirin, tak ketinggalan para pengusul.
Setelah suasana redah, Lano melanjutkan penjelasannya. "Pemerintah terus berjuang bagi kepentingan masyarakat yang merindukan tower, puji Tuhan, Bapak Bupati baru saja mendapat undangan dari pihak ketiga yang siap membangun tower di Sitaro." Tepuk tangan serentak dan meriah pun menyambut kabar menggembirakan itu.