Manado (ANTARA) - Menteri Sosial Tri Rismaharini saat melakukan kunjungan kerja ke Kota Manado setelah dilanda banjir dan tanah longsor mengajak masyarakat yang berada di daerah rawan bencana bersedia direlokasi.
"Terus, tunggu berapa banyak lagi yang mau jadi korban?" tanya Menteri Risma di Manado, Senin.
Menteri meminta warga yang bermukim di bantaran sungai dan area-area rawan bencana banjir dan tanah longsor bersedia direlokasi ke tempat yang lebih aman.
Hal ini kembali ditekankan Mensos Risma saat meninjau lokasi terdampak bencana banjir dan tanah longsor di Kota Manado, dua tahun lalu dia juga berkunjung ke daerah ini untuk kasus serupa.
"Saya dua tahun jadi menteri, dua kali juga saya ke sini dengan kasus yang sama, yaitu banjir, longsor dan meninggal. Tahun 2021 dulu, awal jadi menteri, saya ke sini, ada korban kalau engga salah dua orang. Sekarang, lebih banyak lagi, lima orang," ujarnya.
Pada Januari 2021 lalu, masa-masa awal menerima amanah sebagai Mensos, dia pernah berkunjung ke Kota Manado untuk meninjau bencana serupa dengan dampak yang tidak jauh berbeda daripada bencana yang terjadi saat ini.
Jika hal ini tidak diindahkan, Mensos memperingatkan, bukan tidak mungkin, dampak yang ditimbulkan lebih parah dan korban berjatuhan akan lebih banyak dari waktu ke waktu.
Hal ini dikarenakan kontur tanah yang tidak memadai sebagai tempat bermukim.
"Kalau lihat kontur lahan seperti ini, memang itu sangat riskan, engga layak untuk ditinggali. Jangan karena kita berdalih, apapun alasannya, kemudian engga mau pindah. Akhirnya, ada korban lagi. Ayolah, apa yang mau kita cari lagi?" ujar Menteri.
Melalui perbincangan dengan Walikota Manado, dan beberapa Forkopimda yang turut hadir mendampingi Mensos, Pemkot Manado sedianya telah menyiapkan hunian bagi warga yang tinggal di area rawan bencana banjir dan tanah longsor.
"Setelah saya berdiskusi dengan Pak Wali, terkait bagaimana mereka yang kondisi rumahnya berbahaya, itu (Pemkot) sudah siapkan tempat, ada 3.000 unit," kata Mensos.
Terlepas dari faktor apapun yang melatarbelakangi warga enggan pindah ke hunian tersebut, Mensos menginginkan warga tetap utamakan keselamatan.
"Yang utama, yang harus kita pikirkan adalah keselamatan. Keselamatan itu di atas segala-galanya. Kalau tidak antisipasi dari sekarang, kemudian terjadi musibah, semuanya bisa habis seketika," ujarnya.*
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Mensos: Terus tunggu berapa banyak lagi yang jadi korban?
Berita Terkait
BMKG ajak warga antisipasi dampak musim hujan
Rabu, 2 Oktober 2024 1:27 Wib
Longsor di India, 215 orang meninggal dan 206 hilang
Senin, 5 Agustus 2024 6:33 Wib
Telkomsel salurkan CSR bantuan logistik korban banjir dan tanah longsor di Gorontalo
Jumat, 19 Juli 2024 19:01 Wib
YBM PLN berikan bantuan korban banjir dan tanah longsor di Gorontalo
Jumat, 19 Juli 2024 15:04 Wib
DVI berhasil diidentifikasi dua jenazah korban longsor tambang di Gorontalo
Sabtu, 13 Juli 2024 7:09 Wib
Operasi SAR di tambang Gorontalo yang longsor segera ditutup
Jumat, 12 Juli 2024 21:07 Wib
Tim Sar kesulitan cari korban longsor Gorontalo terkendala cuaca
Jumat, 12 Juli 2024 12:03 Wib
Faktor Cuaca jadi penghalang evakuasi korban longsor tambang di Gorontalo
Kamis, 11 Juli 2024 8:24 Wib