Gorontalo (ANTARA) - Faktor cuaca menjadi penghalang utama dalam proses evakuasi korban longsor di kawasan tambang rakyat Desa Tulabolo Timur, Kecamatan Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo.
"Evakuasi korban longsor Tulabolo pada hari keempat terkendala cuaca," kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Provinsi Gorontalo Heriyanto di Gorontalo, Rabu.
Menurutnya, curah hujan yang cukup tinggi di lokasi membuat pencarian tidak maksimal, sehingga sampai saat ini tim belum bisa menemukan korban lainnya.
"Di hari keempat ini curah hujan cukup tinggi sejak Selasa malam. Jadi untuk sementara hingga saat ini operasi SAR dihentikan. Untuk personel di atas yang naik di hari pertama dan kedua akan digantikan," kata Heriyanto.
Selain pencarian korban di lokasi longsor yang dihentikan sementara, kata dia, operasional helikopter milik Polri juga belum bisa difungsikan untuk mengevakuasi korban dan atau mengirimkan bantuan logistik.
Sebanyak 137 personel gabungan telah disiapkan untuk menggantikan personel sebelumnya yang telah melakukan pencarian pada hari pertama dan kedua.
Satu unit alat berat di titik bor 13 juga terpaksa dihentikan sementara.
Terkait dengan waktu evakuasi para korban selamat dan meninggal dunia, Heriyanto mengatakan akan berlangsung selama tujuh hari sejak hari kejadian pada Sabtu (13/7).
Waktu tersebut bisa diperpanjang jika pemerintah daerah menetapkan status tanggap darurat.
Data di Posko Poduwoma hingga Rabu (10/7) pukul 12.28 WITA mencatat korban yang selamat ada 85 orang, 23 orang meninggal dunia, 32 lainnya masih dalam pencarian.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Hujan sejak Selasa malam, hambat evakuasi korban longsor Gorontalo