Manado, (ANTARA Sulut) - Kota Manado, Sulawesi Utara, membutuhkan 12 instalasi pengolahan air limbah komunal untuk menjaga kualitas air dari kontaminasi bakteri, deterjen, dan minyak.
"Sekarang yang baru dibangun satu IPAL komunal di Mega Mas. Pembangunan sarana ini akan dilakukan secara bertahap oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan butuh dukungan semua pihak," kata Kepala Bidang Pencemaran Lingkungan dan Pengendalian Limbah B3 Badan Lingkungan Hidup Sulut Sonny Runtuwene di Manado, Kamis.
Dia mengatakan, setiap unit IPAL komunal mampu menampung air limbah rumah tangga yang dihasilkan 3.000 keluarga tanpa harus dibuang ke media lingkungan.
Menurut dia, selain memberikan dampak positif menjaga kualitas air sumur, penggunaan IPAL komunal dapat menjadi penyangga laut dari kontaminasi zat pencemar yang bersumber dari limbah rumah tangga, apalagi dalam pemantuan kwalitas air laut di Teluk Manado telah tercemar bakteri "escherichia coli" (e-coli).
"Tingginya bakteri jenis ini mengindikasikan belum maksimalnya pengelolaan limbah rumah tangga. Diduga banyak bak penampung kotoran manusia atau hewan langsung dibuang ke sungai tanpa melalui perlakuan," katanya.
Dia mengatakan pembangunan IPAL komunal oleh kementerian pekerjaan umum dalam rangka memperbaiki sanitasi penduduk perkotaan.
Pertengahan Februari, BLH Sulut melakukan pemantauan air laut di perairan Bunaken, tengah Teluk Manado, Malalayang, Jembatan Sario dan Teluk Manado.
Untuk parameter total padatan tersuspensi berada pada ambang batas sebesar 20 miligram/liter, e-coli berjumlah 200 Most Probable Number (MPN)/100 mililiter dan total coliform berjumlah 1000 MPN/100 mililiter.
Di perairan Bunaken, jumlah TSS kurang dari satu miligram/liter atau di bawah baku mutu, sementara e-coli berjumlah 820 MPN/100 mililiter dan total coliform lebih dari 2.420 MPN/100 mililiter atau berada di atas baku mutu.
Di perairan tengah Teluk Manado, jumlah TSS kurang dari satu miligram/liter dan e-coli berjumlah 91 MPN/100 mililiter atau di bawah baku mutu, sedangkan total coliform berjumlah 1.200 MPN/100 mililiter atau berada di atas baku mutu.
Di perairan Malalayang, jumlah TSS kurang dari satu miligram/liter atau di bawah baku mutu, sementara e-coli berjumlah 610 MPN/100 mililiter dan total coliform berjumlah lebih dari 2.420 MPN/100 mililiter atau berada di atas baku mutu.
Di Jembatan Sario, ketiga parameter yang diuji berada di atas baku mutu, dimana jumlah TSS 22 miligram/liter atau di bawah baku mutu, sementara e-coli berjumlah lebih dari 2.420 MPN/100 mililiter dan total coliform berjumlah lebih dari 2.420 MPN/100 mililiter.
Di Pelabuhan Manado, TSS berjumlah dua miligram/liter atau di bawah baku mutu, sementara e-coli berjumlah 390 MPN/100 mililiter dan total coliform berjumlah lebih dari 2.420 MPN/100 mililiter.
(guntur/@antarasulut.com)

