Pemkab Klaten dirikan museum seni budaya
Klaten (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Klaten Jawa Tengah melalui Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olah raga dan Pariwisata (Disbudporapar) menyiapkan pendirian museum yang menampilkan perkembangan seni dan budaya di wilayah tersebut dari masa klasik hingga kekinian.
Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Disbudporapar Klaten Yuli Budi Susilowati di Klaten, Jumat mengatakan selama ini di Klaten belum ada museum sama sekali, sementara di kabupaten lain sudah sangat berkembang, bahkan sudah ada perhatian dari pemerintah pusat.
"Konsepnya kami ingin ceritakan perkembangan budaya Klaten sejak jaman klasik hingga kekinian dari pakaian hingga kuliner maupun peninggalan sejarah bernilai budaya," ujarnya.
Dikatakannya, pada November 2021 pihaknya telah mengajukan permohonan Surat Keputusan (SK) pendirian museum tersebut kepada bupati dan mendapat persetujuan dan kemudian langsung bergerak, mencari koleksi-koleksi terutama ODCB (Obyek Diduga Cagar Budaya), karena ODCB di Klaten persebarannya luar biasa mulai dari utara hingga selatan, barat hingga timur.
Baca juga: Airlangga ziarah ke makam Mbah Lim di Klaten pada jumat
Menurut dia, di wilayah Klaten banyak didapati benda-benda budaya yang memiliki nilai sejarah ataupun Obyek Diduga Cagar Budaya (ODCB) mengingat kabupaten yang terletak antara Yogyakarta dan Surakarta tersebut merupakan kawasan percandian ataupun bekas kerajaan kuno.
Dikatakannya, ODCB meliputi peninggalan masa klasik, batu-batuan, candi, arca namun disayangkan baik di wilayah Klaten, bahkan di hampir seluruh Indonesia untuk arca rata-rata hilang kepalanya, akibat perbuatan orang-orang tak bertanggungjawab.
Dia menyatakan, saat ini pihaknya telah mengangkat sejumlah benda-benda peninggalan sejarah yang umumnya dimiliki warga baik berupa yoni, patung nandi, arca relung atau batuan candi yang diperoleh dari sejumlah wilayah di kabupaten tersebut seperti Kemalang, Karangnongko ataupun Danguran Klaten Selatan.
" (ODCB) yang kita angkut ke museum sudah 26, sedangkan yang terdaftar di kami ada 149 obyek," kata Susi, panggilan akrab Kabid Kebudayaan, Disbudporapar Klaten itu.
Selain berupa ODCB, lanjutnya, pihaknya juga mendapatkan hibah benda-benda seni budaya lain dari warga seperti dari gerabah perajin gerabah desa Melikan , pakaian tari klasik dari forum silaturahmi sanggar tari, dari perias pengantin berupa baju pengantin jasw klasik serta peralatan membatik dari perajin batik Bayat dan payung dari sentra kerajinan payung Juwiring.
Menurut dia, museum yang untuk sementara dinamakan Museum Daerah Klaten tersebut akan memanfaatkan gedung galeri dewan kesenian Klaten yang berlokasi di kawasan Monumen Juang 45 Klaten.
"Rencananya bulan Juni atau Juli nanti kami melakukan pembukaan dan saat ini masih menunggu SK dari pemerintah Provinsi Jawa Tengah," katanya di sela Peringatan HUT ke 31 Paguyuban Seni Rupawan Klaten (Pasren).
Baca juga: Ganjar: Warga Klaten ingin jual ginjal karena terdampak pandemi sudah ditangani
Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Disbudporapar Klaten Yuli Budi Susilowati di Klaten, Jumat mengatakan selama ini di Klaten belum ada museum sama sekali, sementara di kabupaten lain sudah sangat berkembang, bahkan sudah ada perhatian dari pemerintah pusat.
"Konsepnya kami ingin ceritakan perkembangan budaya Klaten sejak jaman klasik hingga kekinian dari pakaian hingga kuliner maupun peninggalan sejarah bernilai budaya," ujarnya.
Dikatakannya, pada November 2021 pihaknya telah mengajukan permohonan Surat Keputusan (SK) pendirian museum tersebut kepada bupati dan mendapat persetujuan dan kemudian langsung bergerak, mencari koleksi-koleksi terutama ODCB (Obyek Diduga Cagar Budaya), karena ODCB di Klaten persebarannya luar biasa mulai dari utara hingga selatan, barat hingga timur.
Baca juga: Airlangga ziarah ke makam Mbah Lim di Klaten pada jumat
Menurut dia, di wilayah Klaten banyak didapati benda-benda budaya yang memiliki nilai sejarah ataupun Obyek Diduga Cagar Budaya (ODCB) mengingat kabupaten yang terletak antara Yogyakarta dan Surakarta tersebut merupakan kawasan percandian ataupun bekas kerajaan kuno.
Dikatakannya, ODCB meliputi peninggalan masa klasik, batu-batuan, candi, arca namun disayangkan baik di wilayah Klaten, bahkan di hampir seluruh Indonesia untuk arca rata-rata hilang kepalanya, akibat perbuatan orang-orang tak bertanggungjawab.
Dia menyatakan, saat ini pihaknya telah mengangkat sejumlah benda-benda peninggalan sejarah yang umumnya dimiliki warga baik berupa yoni, patung nandi, arca relung atau batuan candi yang diperoleh dari sejumlah wilayah di kabupaten tersebut seperti Kemalang, Karangnongko ataupun Danguran Klaten Selatan.
" (ODCB) yang kita angkut ke museum sudah 26, sedangkan yang terdaftar di kami ada 149 obyek," kata Susi, panggilan akrab Kabid Kebudayaan, Disbudporapar Klaten itu.
Selain berupa ODCB, lanjutnya, pihaknya juga mendapatkan hibah benda-benda seni budaya lain dari warga seperti dari gerabah perajin gerabah desa Melikan , pakaian tari klasik dari forum silaturahmi sanggar tari, dari perias pengantin berupa baju pengantin jasw klasik serta peralatan membatik dari perajin batik Bayat dan payung dari sentra kerajinan payung Juwiring.
Menurut dia, museum yang untuk sementara dinamakan Museum Daerah Klaten tersebut akan memanfaatkan gedung galeri dewan kesenian Klaten yang berlokasi di kawasan Monumen Juang 45 Klaten.
"Rencananya bulan Juni atau Juli nanti kami melakukan pembukaan dan saat ini masih menunggu SK dari pemerintah Provinsi Jawa Tengah," katanya di sela Peringatan HUT ke 31 Paguyuban Seni Rupawan Klaten (Pasren).
Baca juga: Ganjar: Warga Klaten ingin jual ginjal karena terdampak pandemi sudah ditangani