Jakarta (ANTARA) - Pangeran William dan istrinya Kate Middleton dari kerajaan Inggris tiba di Belize, Sabtu (19/3) untuk tur Karibia selama sepekan.
Namun kedatangan mereka diwarnai aksi protes masyarakat lokal bahkan sebelum tur itu dimulai, di tengah perhatian yang kian ketat terkait hubungan kerajaan Inggris dan bekas koloninya seperti dukutip dari Reuters, Minggu.
Kedatangan Duke dan Duchess of Cambridge bertepatan dengan peringatan 70 tahun Ratu Elizabeth bertakhta, dan hampir empat bulan setelah Barbados memilih menjadi republik, memutus hubungan dengan monarki.
William dan Kate menghabiskan tiga hari pertama di Belize, yang dulunya Honduras Britania. Namun pada malam sebelum kunjungan mereka, acara yang direncanakan pada Minggu dibatalkan karena sejumlah penduduk mengadakan aksi protes.
Warga Indian Creek, desa Maya di selatan Belize, mengatakan kepada Reuters mereka marah karena helikopter pasangan kerajaan diizinkan mendarat di lapangan bola setempat tanpa konsultasi.
Desa itu terlibat dalam sengketa dengan Fauna & Flora International (FFI), grup konservasi didukung keluarga kerajaan.
Pemerintah Belize mengatakan ada perubahan rencana sehingga kunjungan diubah ke tempat lain. Dalam pernyataan, Kensington Palace mengonfirmasi perubahan jadwal dibuat karena "isu sensitif" terkait komunitas Indian Creek.
Dalam pernyataan, FFI mengatakan telah membeli lahan di dekat Boden Creek dari pemiliknya pada Desember 2021, dan mereka akan mengamati dan melindungi satwa liar di kawasan tersebut sekaligus mendukung mata pencaharian dan hak-hak tradisional masyarakat setempat.
FFI mengatakan mereka membeli tanah tersebut untuk memberi manfaat bagi ekologi daerah tersebut, komunitas penduduk dan Belize secara keseluruhan, dan berjanji untuk mempertahankan "dialog yang terbuka dan berkelanjutan" dengan masyarakat setempat.
Setelah Belize, William dan Kate akan berkunjung ke Jamaika dan Bahama. Mereka dijadwalkan akan bertemu dengan politisi dan berbagai pimpinan sipil.
Dickie Arbiter, sekretaris pers Ratu Elizabeth dari tahun 1988 hingga 2000, menggambarkan tur itu sebagai kunjungan dengan niat baik yang setidaknya akan mengangkat popularitas keluarga kerajaan untuk sementara.
Saat ini, banyak orang menganggap monarki sudah tidak relevan dengan zaman. Tapi dia beranggapan takkan ada banyak perubahan saat Elizabeth masih bertakhta.