Surabaya (ANTARA) - PT PAL Indonesia menargetkan kapal terapung Barge Mounted Power Plant (BMPP) Nusantara-1 pesanan PT Indonesia Power siap beroperasi pada Februari 2022.
CMO PT PAL Indonesia, Willgo Zainar dalam siaran persnya di Surabaya, Jawa Timur, Selasa, mengatakan, PT PAL berpegang pada komitmen akan waktu dan jaminan mutu setiap proyek, dan akan terus dikawal agar mencapai target penyelesaian, khususnya proyek BMPP Nusantara- 1.
Willgo, sebelumnya telah menerima kunjungan Direktur Utama PT Indonesia Power, M. Ahsin Sidiq, dalam rangka meninjau langsung proyek BMPP Nusantara- 1.
Selain meninjau proyek pembangunan BMPP, Ahsin Sidiq yang juga melakukan penandatanganan komitmen kesepakatan terkait proyek yang sedang berlangsung.
Dalam kesempatan itu, Direktur utama PT Indonesia Power M Ahsin Sidiq mengatakan, kerja sama PT PAL dengan PT Indonesia Power sudah terjalin sejak tahun 1980'an, sehingga dirinya sangat yakin akan kualitas kerja PT PAL Indonesia.
PT Indonesia Power yang pada awalnya menjadi operator pembangkit, mendapat tantangan dari PT PLN untuk membuat pembangkit secara mandiri.
Berawal dari hal tersebut, terbentuklah proyek pembangunan Barge Mounted Power Plant (BMPP) 150 MW, yang nantinya ditempatkan di Ambon, Maluku..
"Melalui proyek BMPP, Indonesia Power bersama PAL telah berkontribusi mewujudkan karya kebanggaan bangsa," tutur Ahsin.
Sementara itu, BMPP merupakan pembangkit listrik terapung yang dikembangkan PT PAL Indonesia bersama dengan PT Indonesia Power yang sejak 1998 di Borang, Sumatera Selatan.
BMPP menggunakan teknologi dua fuel dan juga disiapkan untuk 100 persen bahan bakar gas.
Dual Fuel BMPP 60MW memiliki panjang 72 meter, lebar 27,4 meter,tinggi 6,5 meter dan sarat setinggi 4,7 meter serta ditunjang dengan 6 x Dual Fuel Engine 20V34DF.
Pembangkit listrik terapung yang dapat beroperasi dengan diesel (MFO) dan LNG ini memiliki beberapa keunggulan antara lain menggunakan proven dan robust design.
Kemudian memiliki pemakaian lahan yang minimalis dengan draft yang kecil, sehingga dapat dioperasikan di perairan dangkal dan daerah terpencil bersifat mobile sehingga mudah dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain, termasuk bila dibutuhkan pada kondisi darurat saat kejadian bencana alam.