Manado (ANTARA) - Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) bersama dengan PT Minahasa Permai Resort Development (MPRD) segera mewujudkan pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK) Likupang di Sulawesi Utara.
"Sebagai langkah awal kita telah membentuk badan usaha yang tidak saja mengembangkan tetapi juga mengelola KEK Likupang," kata Direktur Operasi dan Inovasi Bisnis ITDC Arie Prasetyo dalam keterangan tertulis, Senin.
Pembentukan badan usaha ini dituangkan melalui penandatanganan kerja sama dengan pihak PT MPRD dalam hal ini diwakili Project Head Ratna Paquita Widjaja dengan disaksikan Menteri Pariwisata Ekonomi dan Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno dan Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey, Wakil Gubernur Sulut Steven Kandouw, Ketua DPRD Provinsi Sulut Fransiskus Silangen, anggota Komisi X DPR RI Andriana Dondokambey, Deputi bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Hari Sungkari, Kepala Bank Indonesia Provinsi Sulut Arbonas Hutabarat, Wakil Ketua Umum KADIN bidang Organisasi, Keanggotaan dan Pemberdayaan Daerah Anindya Bakrie, serta jajaran pejabat Kemenparekraf dalam ajang "Tourism and Economy Creative Investment Forum In North Sulawesi" bertempat di Sintesa Peninsula Hotel, Manado, Sulut pada Sabtu (6/3).
ITDC atau PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) merupakan BUMN yang ditunjuk pemerintah untuk mengembangkan kawasan pariwisata The Nusa Dua Bali dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika/ The Mandalika Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Kerja sama ITDC dan MPRD ditujukan untuk menjadikan KEK Likupang sebagai destinasi periwisata super prioritas (DPSP) di Indonesia.
Melalui Kerja sama ini, ITDC dan PT MPRD sepakat secara bersama-sama merencanakan pendirian atau membentuk perusahaan patungan yang akan menjadi Badan Usaha Pembangun dan Pengelola (BUPP) KEK Likupang.
BUPP KEK Likupang ini akan menjalankan tugas antara lain pengembangan dan pengelolaan KEK termasuk penyediaan infrastruktur dasar kawasan.
Arie menyatakan terimakasih atas kepercayaan pemerintah pusat dan pemerintah daerah Provinsi Sulawesi Utara kepada ITDC untuk memulai pengembangan KEK Likupang.
Kerja sama yang dituangkan dalam term sheet merupakan langkah awal dari kerjasama ITDC bersama PT MPRD untuk bersama-sama menyiapkan BUPP yang akan mengembangkan dan mengelola KEK Likupang.
"Dengan pengalaman kami mengelola The Nusa Dua selama 47 tahun dan The Mandalika, kami optimistis dapat membantu pengembangan KEK Likupang menjadi destinasi pariwisata unggulan baru berkelas internasional di Indonesia," kata Arie.
Sebagai tahap awal pengembangan KEK Likupang, telah dijadwalkan pembangunan infrastruktur dasar dan penunjang kawasan, atraksi, MICE dan hotel dengan target penyelesaian pada akhir tahun 2022.
Untuk tahap awal pengembangan ini membutuhkan investasi sebesar Rp2,22 triliun dimana salah satu sumber pendanaannya berasal dari pengajuan dana PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional) tahun 2021 senilai Rp1,023 Triliun.
Arie menambahkan, kerjasama ini juga menambah portofolio pengembangan bisnis destinasi pariwisata yang dikelola oleh ITDC, sekaligus menunjukkan keseriusan ITDC dalam menggarap lini bisnis Destination Management Organization (DMO).
Lini bisnis DMO ini bertujuan mengembangkan pariwisata nasional dan mendukung strategi pemerintah menjadikan pariwisata sebagai salah satu sumber utama devisa negara.
Sebelumnya, melalui lini bisnis DMO, ITDC telah bekerjasama dengan PT Intelegensia Graha Tama dan Pemkab Malang untuk mengembangkan KEK Pariwisata Singhasari, PT ASDP Indonesia Ferry untuk pengembangan kawasan pariwisata terpadu di Bakauheni, Lampung, dan Pemkab Sumedang untuk pengembangan wisata Waduk Jatigede.
Selain itu, ITDC juga mendapat penugasan dari pemerintah untuk membangun kawasan Tanamori di Labuan Bajo, NTT, yang merupakan salah satu dari lima DPSP. Kawasan Tanamori adalah calon lokasi pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 dan ASEAN Summit tahun 2023, dan saat ini tengah berproses menjadi KEK Tanamori.
KEK Likupang sebagai salah satu Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) super prioritas, dikembangkan di lahan seluas total 197,4 Ha di Desa Pulisan, Kecamatan Likupang Timur, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara.
KEK Likupang yang memiliki keunggulan alam berupa laut, pantai dan bukit yang indah, didukung warisan budaya yang terjaga serta berada di garis wallace dapat dikembangkan dengan konsep resort kelas premium dan kelas menengah (mid range resort), budaya (cultural), dan pengembangan WaIIace Conservation.
KEK Likupang juga memiliki tingkat aksesibiltas yang tinggi. Berjarak 60 kilometer dari Kota Manado dan dapat ditempuh selama 1,5 jam dari Bandara Sam Ratulangi yang melayani direct dan chartered flight, membuat KEK Likupang sangat mudah dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun asing.
Sebagai wujud dukungan dalam pengembangan KEK Likupang, sejumlah infrastruktur penunjang pengembangan KEK Likupang tengah dipersiapkan oleh pemerintah Pusat melalui Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah.
Pembangunan infrastruktur penunjang tersebut antara lain pembangunan jalan dari bandara menuju KEK Pariwisata Likupang sepanjang 31,5 kilometer, pembangunan jalan Tol Manado-Bitung sepanjang 39 kilometer, perluasan terminal Bandara Sam Ratulangi dari semula 26.482 meter persegi menjadi 57.296 meter persegi, serta perpanjangan landas pacu Bandara Sam Ratulangi dari 2.650 meter persegi menjadi 2800 meter persegi.
Selain itu, juga akan dilakukan proyek rehabilitasi Pelabuhan Penyeberangan Likupang dan Penyeberangan Lembeh, serta pembangunan dermaga apung pelabuhan laut Likupang untuk kapal wisata.
Kementerian PUPR telah merealisasikan paket pembangunan jalan akses menuju Kawasan KEK Likupang tahun anggaran 2019-2020 dengan total anggaran mencapai Rp163,7 miliar. Sementara tahun 2021, Kementerian PUPR telah mengusulkan anggaran pembangunan infrastruktur dasar dan penunjang kawasan senilai Rp999,92 Miliar.
“Dengan potensi alam dan budaya yang besar serta dukungan pemerintah baik pusat maupun daerah yang kuat, kami optimistis KEK Likupang mampu menjadi kawasan wisata unggulan baru di Indonesia," kata Arie.
Dan, seperti pesan dalam sambutan yang disampaikan Menparekraf, kami mengajak para investor baik dari dalam maupun luar negeri untuk berinvestasi dan bersama-sama mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif di Likupang.
"Harapannya, KEK Likupang dapat segera memberikan multiplier effect yang besar bagi perekonomian masyarakat Sulut dan Indonesia. Untuk itu, kami mohon doa dan dukungan dari semua pihak agar tujuan besar kita bersama ini dapat segera terwujud,” tutup Arie.