Manado (ANTARA) - PT PLN (Persero) siap menggandeng seluruh pesantren di Jawa Timur untuk ikut memproduksi biomassa yang digunakan sebagai bahan bakar pengganti batu bara ( co-firing) di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) milik perseroan. Langkah ini guna mempercepat transisi energi nasional demi mencapai carbon neutral di tahun 2060.
Dalam Simposium dan Expo Pameran UKM Pesantren Se-Jawa Timur (1/9), Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan pentingnya memberdayakan pesantren demi ketahanan energi nasional. Karena mereka bisa turut serta dalam produksi energi terbarukan (EBT) demi menghadapi krisis energi dunia saat ini. Ia yakin penyertaan pesantren bisa menjadi solusi energi sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat.
“Untuk program ini di Jawa Timur akan kami bantu. Kami sudah bicarakan bersama Dirut PLN Pak Darmawan agar pelet bisa diproduksi oleh pesantren. Karena dalam setahun kita butuh 10 juta lebih pelet, itu nilainya sama dengan Rp 7,6 triliun Kalau kita bisa memobilisasinya, maka perputaran ekonominya akan sangat besar untuk masyarakat,” jelas Luhut.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyatakan kolaborasi dengan pesantren adalah wujud program energi kerakyatan dari PLN. Ia ingin kolaborasi produksi pelet dan biomassa ini mampu membangun ekosistem energi bersih yang berbasis domestik.
“Sekitar 10 persen dari pembangkit listrik kami sudah diubah menjadi EBT. Bahan bakar biomassanya bisa diproduksi dari sampah atau menanam pohon kaliandra di daerah tandus. Ke depan, pembangkit-pembangkit yang masih pakai batubara atau diesel semuanya akan digantikan dengan EBT. Jadi nilai komersial program ini jelas ada,” ujar Darmawan.
Darmawan menjelaskan bahwa kolaborasi ini adalah bagian dari proyek transisi energi nasional. Dalam proses tersebut PLN berkomitmen bukan hanya untuk menyediakan energi bersih tapi juga membuka ladang ekonomi baru, yang berbasis kerakyatan.
“Untuk petani kami ada program Electrifying Agriculture, yang mana biayanya jauh lebih murah. Sesuai arahan Presiden, kami juga mengajak untuk bergeser dari kompor gas. Kami siapkan pasokan listrik yang andal. Kalau ada apa-apa, silakan sampaikan lewat PLN Mobile, insyaallah responnya lebih cepat di situ pelayanannya juga lengkap,” tutup Darwmawan.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas menyatakan bahwa kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah ini sangat penting untuk daerah. Karena selama beberapa waktu terakhir ini pihaknya fokus menangani dampak ekonomi akibat pandemi covid-19. Dengan kolaborasi pesantren-PLN ini ia berharap ekonomi masyarakat bisa bangkit dengan lebih baik lagi.
“Pandemi covid-19 ternyata berdampak pada tingkat kemiskinan di semua daerah. Dengan bantuan dari pusat dan serta inovasi dari daerah khususnya untuk UMKM perekonomian di Banyuwangi membaik. Arahan dari pemerintah pusat jelas, yakni mendukung pertanian dan pelaku UMKM agar ekonomi masyarakat kuat,” jelas Fiestiandani.
Berita Terkait
Rosan Roeslani katakan tidak ada lagi TKN, TPN, Timnas, tapi GSN
Minggu, 3 November 2024 6:37 Wib
Deklarasi Gerakan Solidaritas Nasional disaksikan Prabowo-Gibran
Sabtu, 2 November 2024 17:11 Wib
Gerakan "tusuk 3 paslon" dinilai merusak demokrasi
Rabu, 11 September 2024 10:11 Wib
Wagub sebut gerakan pramuka tunjukkan eksistensi siapkan generasi muda
Kamis, 22 Agustus 2024 9:03 Wib
Rusia serang gudang amunisi dan pasukan Ukraina
Senin, 15 Juli 2024 16:59 Wib
Peringati Hardiknas, Mendikbudristek: Gerakan Merdeka Belajar upaya majukan pendidikan
Kamis, 2 Mei 2024 10:50 Wib
Indosat Ooredoo Hutchison ajak masyarakat rayakan Ramadhan lewat Gerakan Sosial
Minggu, 17 Maret 2024 10:34 Wib
Pertamina lakukan gerakan konsumen gunakan BBM berkualitas
Jumat, 1 Maret 2024 19:16 Wib