Manado (ANTARA) - Akademisi Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Dr Joy Tulung mengatakan bergabungnya Indonesia sebagai anggota penuh BRICS (Brazil, Russia, India, China, dan South Africa) mampu meningkatkan peluang ekspor dan investasi.
"Akses ke pasar yang lebih besar, dengan bergabung di BRICS, Indonesia akan memiliki akses yang lebih luas ke pasar-pasar negara anggota lain," kata Joy, di Manado, Rabu.
Dia mengatakan hal ini dapat meningkatkan peluang ekspor produk Indonesia, terutama dalam sektor komoditas seperti minyak sawit, batubara, dan karet, serta produk manufaktur.
Kemudian, katanya, peningkatan investasi negara-negara BRICS sering kali menjalin kerja sama investasi antar anggota.
Indonesia dapat menarik lebih banyak investasi dari negara-negara seperti China, India, dan Brasil, yang memiliki kapasitas investasi besar dalam infrastruktur, teknologi, dan energi.
Diversifikasi mitra dagang dengan bergabung dalam BRICS, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan terhadap negara-negara barat seperti AS dan Uni Eropa, serta meningkatkan hubungan perdagangan dengan negara-negara berkembang lainnya.
Ia mengatakan, dukungan keuangan multilateral BRICS memiliki lembaga seperti New Development Bank (NDB) yang dapat menyediakan pembiayaan untuk proyek infrastruktur dan pembangunan.
Hal ini dapat membantu Indonesia mempercepat pembangunan tanpa terlalu bergantung pada lembaga keuangan internasional lainnya seperti IMF dan Bank Dunia.
Ia menjelaskan peningkatan peran di kancah global menjadi bagian dari BRICS memperkuat posisi Indonesia dalam diplomasi ekonomi global.
Indonesia dapat berkontribusi dalam pembentukan kebijakan internasional yang lebih seimbang dan mewakili kepentingan negara berkembang.
Adapun tantangan yang ada, Indonesia harus bersaing dengan negara-negara anggota lain yang memiliki keunggulan dalam sektor yang sama, seperti India dalam teknologi informasi atau Brasil dalam pertanian.