Manado (ANTARA) - Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Sulawesi Utara (Sulut) Ivanry Matu mengatakan penutupan marketplace Bukalapak bisa merugikan pelaku usaha mikro kecil (UMK) di daerah tersebut.
"Memang di bisnis start up itu tantangannya adalah seberapa kuat pebisnis bertahan untuk “bakar duit”, karena kalau tidak kuat akan kalah berkompetisi dengan yang lain," kata Ivanry, di Manado, Kamis.
Ivanry menjelaskan kompetisi bisnis di era ini sangat ketat, model bisnis harus punya diferensiasi yang berciri khas agar bisa bertahan.
"Agak prihatin memang ketika bukalapak harus tutup karena hal itu akan merugikan UKM, karena akan kehilangan salah satu saluran penjualan," katanya.
Ada begitu UMK di Sulut yang menjadi bagian dari Bukalapak, semoga dampaknya tidak signifikan pada bisnis usaha mereka.
Bukalapak yang baru saja membuat pengumuman yang cukup mengejutkan publik. Platform yang telah beroperasi sejak 15 tahun lalu itu resmi mengumumkan melakukan penutupan layanan marketplace pada Selasa (7/1/2025).
Layanan marketplace Bukalapak tutup alias tidak bakal ada lagi jualan dari pelapak atau pedagang seperti yang selama ini tersedia. Pengumuman ini cukup mengejutkan mengingat capaian-capaian Bukalapak sebagai platform marketplace.
Sebelum ditutup, layanan marketplace pernah mengantarkan Bukalapak menjadi startup berstatus “Unicorn” pada 2018. Jauh sebelum itu, berkat layanan marketplace pula Bukalapak berhasil melewati masa krisis di awal pengembangan.