Pemkab Minsel targetkan penurunan stunting hingga 12,5 persen
Minahasa Selatan (ANTARA) - Bupati Minahasa Selatan, Sulawesi Utara (Sulut), Franky D Wongkar menargetkan penurunan angka stunting di tahun 2024 hingga 12,5 persen.
"Ini (penurunan stunting) sudah masuk dalam target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Minahasa Selatan," kata Franky di Minahasa Selatan, Selasa.
Menurut dia, penurunan angka stunting hingga 12,5 persen tersebut akan berkontribusi terhadap target prevalensi stunting nasional tahun 2024 sebesar 14 persen.
"Pemerintah daerah berharap target penurunan stunting ini bisa dicapai sehingga melahirkan generasi-generasi emas yang sehat bebas stunting dan lebih cerdas dari generasi sebelumnya," harapnya.
Upaya penurunan angka stunting ini, sebut Bupati dilakukan melalui beberapa program di di antaranya, upaya edukasi yang sistematis dan terstruktur kepada para ibu ataupun calon ibu.
Hal ini terkait dengan masalah dan cara penanganan kesehatan gizi pada ibu hamil, bayi dan balita yang dapat mengakibatkan stunting.
"Kami akan terus meningkatkan komitmen, pemahaman, dan penyadaran masyarakat untuk mewujudkan kesehatan ibu hamil dan kehidupan masyarakat yang lebih baik," ujarnya.
Berikutnya, pembentukan tim pendamping keluarga (TPK) di masing-masing desa yang merupakan kolaborasi dari PKK, bidan, kader KB yang didampingi oleh petugas penyuluh KB di 17 kecamatan.
Tim ini diharapkan bisa memberikan penyuluhan mengenai cara pencegahan bahaya stunting ini dengan pola pengasuhan 1.000 hari pertama kehidupan.
"Kegiatan selanjutnya adalah penyusunan program-program oleh kepala perangkat daerah terkait saling berkoordinasi dan bekerja sama serta memprioritaskan kegiatan intervensi penurunan stunting pada dokumen perencanaan," ujarnya.
"Ini (penurunan stunting) sudah masuk dalam target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Minahasa Selatan," kata Franky di Minahasa Selatan, Selasa.
Menurut dia, penurunan angka stunting hingga 12,5 persen tersebut akan berkontribusi terhadap target prevalensi stunting nasional tahun 2024 sebesar 14 persen.
"Pemerintah daerah berharap target penurunan stunting ini bisa dicapai sehingga melahirkan generasi-generasi emas yang sehat bebas stunting dan lebih cerdas dari generasi sebelumnya," harapnya.
Upaya penurunan angka stunting ini, sebut Bupati dilakukan melalui beberapa program di di antaranya, upaya edukasi yang sistematis dan terstruktur kepada para ibu ataupun calon ibu.
Hal ini terkait dengan masalah dan cara penanganan kesehatan gizi pada ibu hamil, bayi dan balita yang dapat mengakibatkan stunting.
"Kami akan terus meningkatkan komitmen, pemahaman, dan penyadaran masyarakat untuk mewujudkan kesehatan ibu hamil dan kehidupan masyarakat yang lebih baik," ujarnya.
Berikutnya, pembentukan tim pendamping keluarga (TPK) di masing-masing desa yang merupakan kolaborasi dari PKK, bidan, kader KB yang didampingi oleh petugas penyuluh KB di 17 kecamatan.
Tim ini diharapkan bisa memberikan penyuluhan mengenai cara pencegahan bahaya stunting ini dengan pola pengasuhan 1.000 hari pertama kehidupan.
"Kegiatan selanjutnya adalah penyusunan program-program oleh kepala perangkat daerah terkait saling berkoordinasi dan bekerja sama serta memprioritaskan kegiatan intervensi penurunan stunting pada dokumen perencanaan," ujarnya.