Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono mengatakan bahwa Labuan Bajo dipilih menjadi tuan rumah perhelatan G20 karena memiliki banyak potensi dari berbagai aspek.
"Kita pilih Labuan Bajo itu karena memang potensinya luar biasa dari berbagai sisi. Mulai dari sisi ekonomi sekarang sudah mulai berkembang sebagai destinasi pariwisata, dan punya multiple effect untuk daerah sekitarnya," kata Djatmiko pada Forum Merdeka Barat di Jakarta, Senin.
Djatmiko menambahkan, Labuan Bajo memiliki potensi ekonomi, dengan destinasi pariwisata yang terus berkembang serta memiliki multiple effect bagi daerah di sekitarnya.
Lebih lanjut, menurut Djatmiko, Indonesia akan memanfaatkan momentum pergelaran puncak yang akan dihadiri oleh para menteri dari kelompok kerja Trade, Invesment and Industry ini untuk mengeluarkan deklarasi bersama.
Hal ini akan semakin melambungkan nama Labuan Bajo di dunia internasional.
Ia mengatakan bahwa rencananya Konferensi Tingkat Tinggi, tak hanya dihadiri oleh para menteri TIIWG, namun juga tamu VVIP dan delegasi sejumlah lembaga internasional, akan digelar di atas kapal.
"Rencananya di dalam pertemuan itu, kita akan membawa 30 tamu VVIP. Mereka adalah menteri dari negara besar semua, kemudian organisasi- organisasi internasional. Kita akan melakukan fullship program untuk pertemuan sesi formal atau sesi informal. Ini kalau kita bisa melakukannya, ini mungkin akan menjadi pertama dalam setiap tiga tahun pergelaran presidensi G20," paparnya.
Dalam kesempatan tersebut, ia menyampaikan berdasarkan arahan Presiden Jokowi terkait presiden Indonesia G20 ini, pemerintah Indonesia akan fokus mendorong tiga hal yakni bagaimana membentuk arsitektur kesehatan global kokoh dan resilience.
Kemudian, Indonesia juga akan mendorong dan memperkuat aspek transformasi digital dan yang terakhir mendorong upaya percepatan transisi energi.