Di sinilah mereka akan menyelami tradisi masyarakat asli Sabah dan mengenal lebih dekat kehidupan suku-suku yang telah tinggal di sana selama berabad-abad.
Setibanya di Mari-Mari, mereka disambut dengan alunan musik tradisional dan senyum hangat para pemandu lokal yang mengenakan pakaian adat. Suasana berubah menjadi lebih hidup saat rombongan mulai memasuki kawasan desa yang dirancang sedemikian rupa untuk mereplikasi kehidupan tradisional suku-suku Sabah.
Setiap langkah membawa mereka lebih dekat pada jejak sejarah yang kental, dengan rumah-rumah tradisional dari berbagai suku yang ditampilkan dalam detail otentik.
Rumah pertama yang mereka kunjungi adalah rumah suku Kadazan-Dusun, suku terbesar di Sabah. Dibangun dari bambu dengan atap rumbia, rumah ini berdiri kokoh di atas tiang-tiang kayu. Rombongan mendengarkan dengan antusias saat pemandu menjelaskan tentang kehidupan sehari-hari masyarakat suku ini, yang dikenal sebagai petani padi tradisional. Mereka juga berkesempatan mencoba tapai, minuman beralkohol tradisional yang terbuat dari fermentasi beras.
Selanjutnya, rombongan diajak melihat rumah suku Rungus, yang dikenal dengan keahlian mereka dalam anyaman dan kerajinan tangan. Rumah panjang yang mereka tempati menjadi pusat dari kehidupan komunitas ini.
Anggota famtrip tak hanya mendengarkan cerita, tetapi juga mencoba membuat anyaman sederhana di bawah bimbingan tangan terampil penduduk desa. Tawa dan keasyikan muncul ketika hasil karya mereka mulai terbentuk, walau belum sempurna.
Pengalaman tak terlupakan lainnya adalah ketika mereka memasuki rumah suku Murut, yang terkenal sebagai pejuang pemberani di masa lalu. Rombongan mencoba permainan lompat bambu, sebuah tarian tradisional suku Murut yang menggambarkan kekuatan dan ketangkasan.
Mereka melompat di antara batang bambu yang digerakkan oleh para penari dengan ritme cepat, dan suasana menjadi riuh dengan tawa dan sorakan saat beberapa peserta berusaha menjaga keseimbangan.
Setelah puas menjelajahi rumah-rumah tradisional dan belajar tentang kehidupan suku-suku Sabah, tibalah saatnya makan siang.
Di tengah suasana alami desa, rombongan disuguhkan hidangan tradisional lokal, seperti nasi yang dimasak dalam bambu dan ayam panggang khas suku Dusun. Makan siang itu menjadi momen yang tak hanya menyegarkan tubuh, tetapi juga jiwa, karena setiap hidangan dipenuhi dengan cita rasa dan warisan budaya.
Sambil menikmati makanan, mereka merenungkan kekayaan budaya yang telah mereka saksikan sepanjang pagi. Suasana makan siang yang hangat dipenuhi obrolan seru tentang pengalaman unik yang baru saja mereka alami.
Beberapa di antara mereka merasa begitu terhubung dengan budaya Sabah, hingga mereka memutuskan untuk membeli cenderamata berupa kerajinan tangan lokal untuk dibawa pulang sebagai kenangan.
Menjelang sore, rombongan bersiap untuk kembali ke hotel dengan pikiran yang dipenuhi cerita dan kenangan baru. Kunjungan ke Mari-Mari Cultural Village tidak hanya menambah wawasan mereka tentang sejarah dan tradisi Sabah, tetapi juga meninggalkan kesan mendalam tentang keindahan keragaman budaya yang tetap terjaga hingga kini.
Di perjalanan pulang, suasana di dalam bus terasa tenang namun bahagia. Matahari yang mulai terbenam di kejauhan memberi kesan magis pada akhir perjalanan hari itu, menandai berakhirnya hari kelima yang penuh dengan keajaiban dan pengetahuan.
Setibanya di lobi The Pacific Sutera Hotel, mereka disambut oleh staf hotel dengan senyum hangat dan segelas jus segar tropis. Shauntay selaku PR The Pacific Sutera Hotel, memimpin tur eksklusif untuk menjelajahi setiap sudut hotel ini, membagikan cerita dan keistimewaan yang tersembunyi di balik keindahannya.
Langkah pertama membawa rombongan ke kamar-kamar elegan yang luas, berdesain modern namun tetap terinspirasi oleh unsur-unsur alam lokal. Setiap kamar menawarkan balkon pribadi dengan pemandangan luar biasa baik menghadap laut atau taman tropis yang rimbun.
Mereka bisa merasakan langsung kehalusan linen, kenyamanan fasilitas, dan desain yang sempurna untuk liburan ataupun perjalanan bisnis.
Rombongan kemudian diajak melihat fasilitas premium hotel, mulai dari kolam renang infinity yang seolah menyatu dengan laut lepas, hingga lapangan golf 27 lubang yang terawat sempurna, menawarkan pemandangan spektakuler Gunung Kinabalu di kejauhan.
Tak hanya itu, The Pacific Sutera Hotel juga menawarkan pusat kebugaran yang lengkap, spa mewah, serta berbagai pilihan kuliner kelas dunia, dari restoran bergaya internasional hingga masakan lokal yang kaya cita rasa.
Ketika matahari mulai turun, Uncle Frances membawa rombongan ke Sutera Harbour, di mana mereka bisa melihat pelabuhan pribadi yang eksklusif dengan deretan kapal pesiar mewah.
Di sini, hotel memberikan akses bagi tamu untuk menikmati olahraga air atau sekadar berlayar menikmati keindahan matahari terbenam.
Dalam tur ini, setiap anggota famtrip bisa melihat langsung mengapa The Pacific Sutera Hotel menjadi pilihan utama bagi para pelancong kelas dunia, kombinasi sempurna antara kemewahan, kenyamanan, dan keindahan alam yang memikat, semua disajikan dengan pelayanan yang luar biasa dari staf yang profesional dan ramah.
Famtrip ini bukan hanya sekadar tur, tapi sebuah pengalaman yang mengesankan tentang betapa istimewanya The Pacific Sutera Hotel.
Dalam perjalanan famtrip AirAsia, rombongan disuguhi salah satu pengalaman paling memukau: makan malam di atas kapal North Borneo Cruise. Setelah hari yang penuh petualangan, mereka menaiki kapal mewah yang berlayar tenang di perairan Kinabalu, diiringi lembutnya angin laut yang menyegarkan.
Langit perlahan berubah jingga saat matahari mulai tenggelam di cakrawala, memberikan warna-warni menawan yang memantul di permukaan laut.
Di dek kapal, meja-meja disiapkan dengan rapi, dihiasi lilin-lilin romantis yang menambah kesan elegan. Makan malam pun dimulai, di mana mereka disajikan hidangan laut segar yang dipadukan dengan masakan tradisional Malaysia yang kaya cita rasa. Sambil menikmati setiap gigitan, mata mereka dimanjakan oleh panorama matahari terbenam yang mempesona, perlahan tenggelam ke dalam samudra dengan kilauan oranye dan ungu yang tak terlupakan.
Setelah makan malam, suasana berubah lebih meriah. Musik mulai dimainkan, menciptakan suasana yang menyenangkan. Beberapa anggota famtrip tidak bisa menahan diri untuk mulai bernyanyi dan berdansa di dek kapal. Lagu-lagu favorit bergema di udara, dan tawa serta kegembiraan mengisi malam.
kru kapal, yang selalu penuh energi, bergabung di lantai dansa, memperlihatkan beberapa gerakan tari tradisional yang diikuti oleh seluruh rombongan dengan gelak tawa.
Tak ketinggalan, mereka pun berfoto bersama, memanfaatkan keindahan malam dengan latar belakang langit penuh bintang dan lampu-lampu kapal yang berkilauan di air. Setiap jepretan kamera menangkap kebahagiaan murni dari rombongan yang menikmati malam yang sempurna ini.
Saat kapal perlahan kembali ke dermaga, suasana hangat masih terasa. Mereka saling berbagi cerita, sambil menikmati angin laut malam yang menenangkan.
Makan malam di atas North Borneo Cruise bukan sekadar perjalanan kuliner, melainkan pengalaman emosional yang menyatukan rombongan dalam kenangan indah, yang takkan terlupakan.
Malam terakhir di Kinabalu terasa begitu istimewa bagi rombongan famtrip AirAsia yang telah melakukan petualangan selama enam hari.
Ketika malam semakin larut, suasana berubah lebih emosional. Beberapa anggota rombongan menyadari bahwa perpisahan semakin dekat. Mereka saling berbagi kesan dan ungkapan rasa syukur, bukan hanya untuk tempat-tempat indah yang mereka kunjungi, tetapi juga untuk persahabatan yang terjalin selama perjalanan ini. Foto-foto kenangan di ponsel mereka menjadi saksi bisu dari kebahagiaan yang terpancar sepanjang perjalanan.
Tak terasa, malam semakin larut dan rombongan pun sadar bahwa besok pagi mereka harus bergegas ke bandara untuk kembali ke Manado. Kembali ke kamar masing-masing, ada perasaan damai sekaligus haru.
Perjalanan ini telah menciptakan kenangan yang akan mereka bawa pulang, lebih dari sekadar destinasi yang mereka kunjungi.
Besok pagi, mereka akan bergegas ke Bandara Kinabalu, siap untuk terbang kembali ke Manado bersama AirAsia, tetapi hati mereka telah terisi penuh dengan keindahan, petualangan, dan kebersamaan yang takkan mudah terlupakan.(Selesai)