Manado (ANTARA) - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat sebanyak 348 gempa vulkanik dangkal Gunung Awu di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara.
"Terekam juga sebanyak 62 kali gempa frekuensi rendah, 34 kali gempa vulkanik dalam, tiga kali gempa tektonik lokal dan sebanyak 307 kali gempa tektonik jauh," kata Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid AN di Manado, Kamis.
Dalam laporan aktivitas Gunung Awu yang dibagikan Kepala Balai Pemantauan Gunung Api dan Mitigasi Bencana Gerakan Tanah Sulawesi dan Maluku, Juliana D J Rumambi juga disebutkan energi gempa vulkanik secara keseluruhan yang berdasarkan nilai perataan amplitudo rekaman gempa RSAM (Real Time Seismic Amplitude Measurement) menunjukkan nilai fluktuatif.
Pada periode tanggal 16 – 31 Maret 2025, grafik RSAM secara umum masih mengalami fluktuasi yang dipengaruhi oleh kondisi cuaca dan kegempaan.
Kondisi kegempaan saat ini mengalami peningkatan dibanding periode sebelumnya, terutama pada gempa frekwensi rendah yang meningkat dari empat kejadian menjadi 62 kejadian.
Sedangkan gempa vulkanik dangkal masih sama dengan periode sebelumnya dengan rata-rata 21 kejadian per hari.
Berdasarkan hasil evaluasi, kata Muhamad Wafid, pengamatan visual kawah Gunung Awu tidak mengalami perubahan yang signifikan sejak awal bulan Juli 2024.
Pada periode 16 – 31 Maret 2025 embusan asap kawah berfluktuasi berkisar antara 10 – 200 meter (dominan 20 meter) di atas kubah lava yang menunjukkan bahwa aktivitas hembusan asap kawah masih berfluktuasi dan tidak terjadi peningkatan yang menerus dan signifikan.
Masih terjadinya rentetan gempa vulkanik dangkal, kata dia, maka proses pelepasan tekanan dan peretakan batuan yang terjadi secara cepat dan tiba-tiba, masih aktif terjadi.
Sementara meningkatnya gempa frekuensi rendah menunjukkan meningkatnya pergerakan fluida di dalam tubuh Gunung Awu.
Dari hasil pengamatan visual, kegempaan dan deformasi, menunjukkan bahwa aktivitas magmatik masih terjadi secara aktif, meskipun aktivitas embusan asap kawah tidak banyak mengalami perubahan.
Proses akumulasi tekanan serta pergerakan fluida masih terjadi dengan masih terekamnya gempa vulkanik dangkal, gempa vulkanik-dalam, dan gempa frekwensi rendah dengan jumlah masih di atas normal.
Kejadian peningkatan kegempaan secara tiba-tiba (swarm gempa vulkanik) seperti pada tanggal 24 - 25 Agustus 2024 masih perlu diwaspadai di masa mendatang mengingat proses tersebut dapat terjadi secara tiba-tiba.*