Manado (ANTARA) - 12 hari setelah Idul Fitri 1446 Hijriyah, umat Islam di Kecamatan Mapanget, menggelar halal bihalal di halaman masjid raya Al - Muhajirin, Paniki Dua, dan mengundang masyarakat umum dari lintas agama, Sabtu.
Hadir sebagai pembawa hikmah dalam acara tersebut, Komiisaris BSG, Djafar Alkatiri, mengatakan, bahwa halal bihalal pertama kali diusulkan KH. Wahab Hasbullah, kepada Presiden Soekarno, dan dilaksanakan pertama kali oleh presiden pertama Republik Indonesia di istana dan menjadi tradisi.
"Halal bihalal ini dinamakan oleh KH Wahab Hasbullah dan kemudian menjadi tradisi turun temurun yang dilaksanakan sampai sekarang tidak ada di negara lain dan halal bilhalal ini, dibolehkan dihalalkan," kata Djafar Alkatiri.
Dia mengatakan halal ini disebutkan 55 kali dalam Alquran, dengan berbagai bentuk karena itu halal ini menjadi kuat untuk menyelesaikan banyak persoalan.

Dia mengatakan intinya adalah kita datang ke sini dengan keikhlasan, dan acara ini hanya formalitas hanya seremonial intinya kita ke sini mau memaafkan, jika tidak melakukan ini jadi tidak berhak untuk halal.
Sementara Plh Sekretaris Daerah Kota Manado, Steaven Dandel, yang mewakili wali kota Manado, membacakan sambutan wali kota, mengajak umat bersyukur karena dapat berkumpul dalam acara halal bihalal, di Masjid raya Al-Mujaririn, Paniki Dua, dimana saling memaafkan dan memperkuat ukhuwah islamiyah.
"Tema yang diusung pada hari ini adalah harmoni dalam keberagaman damai dalam kebersamaan sangat relevan dengan kondisi masyarakat yang ada di kota Manado, ada rumah dari berbagai suku yang hidup berdampingan dalam damai dan keberagaman ini harus adalah anugerah yang harus kita syukuri dan rawat bersama sehingga nilai - nilai persaudaraan tetap terjaga dan kehidupan sosial makin harmonis," katanya.

Dandel mengatakan halal bihalal bukan yang sekedar tradisi secara Idul Fitri tetapi adalah kesempatan untuk memperbaiki hubungan membuka hati dan menyebarkan kebaikan, kita diajarkan untuk saling berbagai dan peduli sesama, dan berterima kasih pada umat Al Muhajirin, Paniki Dua, untuk memperkuat nilai kebersamaan dan menjaga harmoni.
Dia juga ada kesempatan untuk mengajak semua masyarakat untuk mewujudkan Kota Manado yang lebih indah bukan hanya memberiku memprioritaskan infrastruktur, tetapi juga memperkaya nilai- nilai moral dan sosial dan pembangunan jadi baik lagi.
Sementara Sekwan Sulut, Niklas Silangen, yang mewakili Gubernur Sulut, Yulius Selvanus, mengatakan, masjid Al-Muhajirin, sebagai wahana pendidikan dan simbol toleransi dan mengapresiasi panitia yang telah menyelenggarakan acara dengan penuh dedikasi menjadikan masjid sebagai jembatan persaudaraan bagi semua kaum.
"Di tengah kemajuan teknologi saat ini kita menghadapi tantangan yang baru media sosial saat ini terkadang menjadi alat pemecah, ini ironisme modern yang mulai mengikis nilai-nilai kebersamaan kita, Karena itulah momentum halal bihalal ini harus menjadi titik tolak untuk membangun literasi digital yang beretika, menyebarkan konten positif dan memanfaatkan teknologi untuk mempererat silaturahmi, " katanya.
Dia mengajak semua untuk membangun forum komunikasi lintas agama yang rutin dan mengembangkan program pelatihan bersama untuk pemuda, dan galakan kegiatan sosial yang melibatkan semua unsur masyarakat.

"Keberagaman adalah anugerah, toleransi adalah pilihan dan persatuan adalah adalah keharusan dengan semangat mapalus dan semboyan terang semua bersaudara marilah kita semua bersama membangun Sulawesi Utara yang harmonis damai dan penuh kebersamaan," katanya.
Sedangkan Ketua BPMJ GMIM Exodus Paniki Dua, Pdt. Daniel Rumondor MTh, mewakili BKSAUA, mengangkat tentang, persaudaraan yang rukun dari kitab Mazmur 133.
"Ayat ini menyebutkan tentang berkat yang datang ke atas orang-orang yang hidup bersama dengan rukun dan kebersamaan inilah yang tercipta dan terjalin selama ini di antara umat beragama di Paniki Dua, dan acara ini menjadi salah satu buktinya," katanya.