"Kami ingin pelaku UMKM di Sulut semakin digital sehingga mampu meningkatkan kompetensi dan kapasitas usaha," kata Regional CEO BRI Manado Luthfi Iskandar, di Manado, Rabu.
Dia mengatakan digitalisasi UMKM berbasis ekosistem ini, bukan hanya dari satu sisi saja, namun dari pedagang, petani, jadi dari hulu sampai hilir.
Apalagi, katanya, di bulan inklusi keuangan (BIK) ini, yakni sepanjang bulan September dan Oktober, target digitalisasi UMKM berbasis ekosistem ini akan ditingkatkan.
"Kami ingin semua UMKM bisa naik kelas, sehingga BRI selain memberikan pinjaman, juga pelatihan dan pendampingan," katanya.
Ia menyadari digitalisasi memainkan peran kunci dalam pemberdayaan dan membangun keberlanjutan UMKM.
Lutfie menjelaskan pemanfaatan teknologi digital mampu menjangkau pelaku usaha secara masif untuk meningkatkan kompetensi dan kapasitas pelaku usaha, efisiensi operasional hingga membukakan akses pasar yang lebih luas.
Pada perjalanan proses digitalisasi UMKM dihadapkan dengan berbagai tantangan, meliputi kurangnya pemahaman yang memadai tentang teknologi digital, ketidakpastian keamanan digital yang menimbulkan kekhawatiran pencurian data, resistensi terhadap perubahan transaksi oleh beberapa pelaku UMKM hingga kesulitan memahami dan mengikuti regulasi terkait teknologi digital.
Sehingga, katanya, penting untuk meningkatkan kesadaran, memberikan pelatihan yang memadai, dan mengembangkan strategi digital yang sesuai dengan kebutuhan bisnis segmen UMKM.
Ia berharap dengan upaya-upaya ini, akan mampu meningkatkan tingkat inklusi keuangan di Sulut sesuai dengan target pemerintah pusat sebesar 95 persen di tahun 2029 nanti.